Pages

Sabtu, Desember 20, 2008

Peralatan Tradisional Nias


Peralatan Rumah Tangga dan Pertanian
Masyarakat tradisional Nias dalam memper-tahankan hidup, bergantung pada alam dengan bercocok tanam secara berpindah-pindah. Lahan-lahan pertanian dibuka dan dikerjakan dengan peralatan yang sangat sederhana. Setelah hasil kebun dipanen dan tanah tidak produktif lagi, mereka pindah membuka lahan baru.
Ketergantungan pada alam dan kekuatan sendiri sangat dominan dalam masyarakat tradisional Nias. Berbagai peralatan rumah tangga dan pertanian dibuat sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang sangat sederhana. Peralatan ini digunakan bukan sekedar sebagai peralatan sehari-hari, tetapi juga merupakan sarana ekspresi seni pada zaman itu. Alat-alat rumah tangga dan pertanian merupakan hasil perpaduan antara daya kreativitas dan kesenian khas yang tinggi. Ukiran-ukiran yang terdapat pada peralatan tersebut menunjukkan, bahwa para leluhur memiliki darah seni dan mencintai keindahan, karena itu mereka menciptakan sesuatu yang artistik.
Daya kreasi dan kesenian masyarakat yang disebut kuno, sebenarnya tidak pantas disebut kuno, karena apa yang telah mereka hasilkan dengan peralatan yang sangat sederhana kurang mampu direproduksi oleh generasi baru yang merasa diri mereka telah meraih kemajuan. Daya kreasi dan kesenian yang cukup tinggi telah dimatikan oleh peralatan hasil teknologi canggih yang hanya menciptakan masyarakat yang konsumtif yang cenderung malas berpikir untuk menciptakan sesuatu yang baru secara alami.

8
Nomor Inventaris : 03-1247
Nama / Name
Nias : Fuyu
Indonesia : –
English : –
Asal / Origin : Lölö’ana’a, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A tool for making fire. Made of two pieces of wood.
Fuyu adalah alat untuk menghasilkan api dari bahan kayu. Terdiri atas dua bagian. Bagian bawah sebagai alas, telah dilubangi sedikit. Pada bagian yang telah dilubangi, diletakkan pangkal sepotong kayu bulat dalam posisi berdiri. Bagian atas ditekan dengan tempurung kelapa, lalu diputar dengan menggunakan tali yang telah dililit pada pertengahan kayu bulat tadi. Pergesekkan bagian bawah dan atas, menghasilkan bunga api. Di sekelilingnya diletakkan serbuk kayu yang berbara. Serbuk itu, kemudian dituang ke lantai dan diletakan ‘Rabo’ (serabut tumbuhan yang sudah dikeringkan atau sesuatu yang cepat terbakar) di atasnya, lalu dihembus supaya bernyala. Panjang 25,7 cm dengan tebal 6,9 cm.

9
Nomor Inventaris : 03-0703
Nama / Name
Nias : Töri / Hambo
Indonesia : Kipas
English : Fan
Asal / Origin : Hililaora, Lahusa
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description:
A manual fan for ejecting the empty grain.
Kipas yang terbuat dari kayu ringan yang telah ditipiskan dan berbentuk bulat, dipergunakan untuk mengipas padi yang dijemur agar gabah yang kosong bisa tersingkir dari gabah yang berisi. Pada pinggirnya telah dibuat pegangan. Tebal 59 cm dengan diameter 35 cm.

10
Nomor Inventaris : 03-0679
Nama / Name
Nias : Kisa
Indonesia : Gilingan padi
English : Rice mill
Asal / Origin : Gunungsitoli
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
Wooden rice mill.
Kisa merupakan salah satu alat untuk menggiling padi, fungsinya sama dengan lesung dan alu. Dibuat dari kayu bulat. Terdiri atas dua bagian, yaitu bagian atas sebagai penggiling, di bagian tengah dibuat lubang seperti lesung hingga tembus ke bawah sebagai tempat sumbu/poros. Bagian bawah berbentuk cekung dan pada salah satu sisi dibuat pegangan untuk memutar.
Bagian kedua sebagai landasan bagian atas. Bentuknya seperti kerucut dan beralur-alur ke samping, sehingga jika bagian atas diputar maka kulit padi yang ada di dalamnya akan terkelupas dan keluar melalui alur. Pada bagian bawah dibuat kaki sebagai penahan agar tidak goyang pada waktu digunakan. Tinggi 52, 7 cm.

11
Nomor Inventaris : 03-1296
Nama / Name
Nias : Lösu
Indonesia : Lesung
English : Rice Mortar
Asal / Origin : Ambukha, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description:
A wooden coaster in pounding rice with a wooden pounder.
Alas untuk menumbuk padi dengan alu. Dibuat dari kayu yang telah dilubangi pada pertengahannya, berbentuk cekung, namun tidak tembus sampai ke bawah sebagai tempat gabah yang hendak dijadikan beras. Kemudian ditumbuk dengan alu kayu. Panjang 40,5 cm, lebar 28 cm dan tinggi 30,5 cm.

12
Nomor Inventaris : 03-2669
Nama / Name
Nias : Halu
Indonesia : Alu
English : Rice Pounder
Asal / Origin : Ambukha, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A wooden rod to pound rice on the wooden mortar.
Kayu batangan yang bulat untuk menumbuk padi di dalam lesung. Karena sering dipakai, maka kedua ujungnya terbentuk menjadi setengah bulatan. Panjang 140,5 cm.

13
Nomor Inventaris : 03-2723
Nama / Name
Nias : Niru
Indonesia : Nyiru
English : –
Asal / Origin : Ambukha, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description:
This is used to winnow rice, nut, etc.
Dipergunakan untuk menampi beras, kacang dsb. Dianyam dari rotan yang telah terlebih dahulu dibelah-belah menjadi 0,5 cm. Di sekeliling pinggirnya telah dililit dengan rotan bulat supaya kuat dan dapat dipegang. Panjang 71,5 cm.

14
Nomor Inventaris : 03-1276
Nama / Name
Nias : Nali
Indonesia: Takaran
English : Measurement
Asal / Origin : Ambukha, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
Measurement of rice, grain and nut. It contains 375 gram of rice.
Takaran beras, gabah, dan kacang. Dibuat dari tumbuhan jalar ‘Tutura atau Tura-tura.’ Volumenya: 375 gr beras. Tinggi 9,8 cm dengan diameter 9,7 cm.

15
Nomor Inventaris : 03-1848
Nama / Name
Nias : Kata
Indonesia : Takaran
Asal / Origin : Ambukha, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
Measurement of rice grain and nut. It contains 500 gram of rice.
Takaran beras, gabah dan kacang. Volumenya: 500 gram beras. Dibuat dari batang kayu yang telah dikeruk bagian dalam pertengahannya hingga berbentuk cangkir dengan tinggi 10,4 cm dan diameter 10,85 cm.

16
Nomor Inventaris : 03-0706
Nama / Name
Nias : Hinaoya
Indonesia : Takaran
English : Measurement
Asal / Origin : Lölö’ana’a, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
Measurement of rice, grain and nut. It contains 750 gram of rice.
Takaran beras, gabah, dan kacang. Volumenya: 750 gram beras. Dibuat dari ruas bambu dengan berbagai ukiran di sekelilingnya. Tinggi 16,8 cm dengan diameter 11 cm.

17
Nomor Inventaris : 03-2235
Nama / Name
Nias : Tumba
Indonesia : Takaran
English : Measurement
Asal / Origin : Tetehösi, Idanögawo
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
Measurement of rice, grain and nut. It contains 1500 gram of rice.
Takaran beras, gabah, dan kacang. Dibuat dari kayu yang telah dikeruk bagian dalam pertengahannya hingga berbentuk liter. Pada pinggirnya telah dibuat pegangan. Volumenya: 1500 gram beras. Tinggi 15,5 cm, dengan diameter 16,7 cm.

18
Nomor Inventaris : 03-2077
Nama / Name
Nias : Lauru
Indonesia : Takaran
English : Measurement
Asal / Origin : Sohaya-Lazagadolu,
Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
Measurement of rice, grain and nut. It contains 7500 gram of rice.
Takaran beras, gabah dan kacang. Dianyam dari batang tumbuhan jalar ‘Tutura atau Tura-tura.’ Volumenya: 7500 gram beras. Tinggi 24,2 cm dengan diameter lingkaran 28,1 cm.

19
Nomor Inventaris : 03-0132
Nama / Name
Nias : Bowoa Wakhe
Indonesia : Gerabah
English : Pottery
Asal / Origin : Bawömataluo, Telukdalam
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A rice cooker which was made of clay and mixed with river’s sand.
Gerabah untuk memasak nasi. Terbuat dari tanah liat yang dicampur dengan pasir halus dari sungai. Dibentuk dengan menggunakan sebuah batu bulat dan kayu sebagai palu pemukul. Setelah terbentuk, baru dibakar dalam api sabut kelapa yang sudah kering. Penggunaan periuk tanah ini sudah jarang dan diganti dengan alat-alat hasil teknologi modern. Tinggi 18,70 cm dengan diameter 30 cm.
20

Nomor Inventaris : 03-1133
Nama / Name
Nias : Bowoa Migö
Indonesia : Gerabah
English : Pottery
Asal / Origin : Hilizaria, Lölömatua
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description:
A jar for serving meal of courtesy.
Tempat daging babi yang hendak dibawa kepada orang yang dihormati, misalnya: orang tua (Sadono), paman (Sibaya), mertua (Matua) dsb. Terbuat dari tanah liat yang dicampur dengan pasir halus dari sungai. Dibentuk dengan menggunakan satu batu bulat dan satu palu kayu sebagai pemukul. Setelah terbentuk baru dibakar dalam api sabut kelapa yang sudah kering. Tinggi 28,9 cm dengan lingkaran 31,85 cm.

21
Nomor Inventaris : 03-1115
Nama / Name
Nias : Gala
Indonesia : Baskom
English : Giant wooden bowl
Asal / Origin : Ambukha-Ulunoyo, Lölömatua
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A giant wooden bowl for refrigerating the coconut oil after moving from refining.
Tempat mendinginkan minyak kelapa yang baru dimasak dalam penyulingan. Dibuat dari kayu. Kadang kala dipakai juga sebagai tempat bahan makanan yang lain. Tinggi 12,5 cm dengan lingkaran 26 cm.

22
Nomor Inventaris : 03-0781
Nama / Name
Nias : Balelöha
Indonesia : Dulang
English : Wooden plate
Asal / Origin : Lölö’ana’a, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A giant wooden plate for serving pork in big party.
Tempat daging babi pada pesta adat yang besar. Bentuknya seperti dulang. Tinggi 5,5 cm, panjang 69 cm dengan diameter 80 cm.

23
Nomor Inventaris : 03-0492
Nama / Name
Nias : Bakhölö Gowi
Indonesia : Baskom
English : Wooden mortar
Asal / Origin : Lahusa, Telukdalam
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
Wooden mortar for mashing sweet potatoes with a wooden pounder.
Baskom (Bakhölö) ini terbuat dari kayu yang sudah dikeruk permukaannya hingga menyerupai bentuk palungan. Dipergunakan sebagai tempat menumbuk ubi hingga halus dengan meng-gunakan penumbuk (Fanutu) dari bahan kayu seperti alu kecil. Panjang 33 cm, lebar 16,7 cm dan tinggi 15 cm.

24
Nomor Inventaris : 03-2522
Nama / Name
Nias : Cucu Gowi / Fanutu Gowi
Indonesia :
English : Pounder
Asal / Origin : Ambukha-Amorosa, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
Wooden pounder for mashing sweet potatoes in a wooden mortar.
Fanutu ini dipergunakan untuk menumbuk ubi di dalam Bakhölö. Terbuat dari kayu bulat seperti alu kecil dengan panjang 40 cm.

25
Nomor Inventaris : 03-1900
Nama / Name
Nias : Sou-sou (To’ene asi: Koro-koro)
Indonesia : Gayung
English : Bailer
Asal / Origin : Ambukha, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A bailer for bailing water or soup out of a jar.
Sou-sou ini dipergunakan untuk menggayung air atau kuah dari periuk. Terbuat dari tempurung kelapa yang sudah dibersihkan dengan diameter 13,5 cm. Pada pinggirnya telah dilubangi sebagai tempat menyangkutkan kait kayu sebagai pegangan dengan panjang 46 cm.

26
Nomor Inventaris : 03-1683
Nama / Name
Nias : Töwa
Indonesia : Karung
English : Sack
Asal / Origin : Ambukha, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A sack for standing crops.
Dianyam dari bahan serat kulit kayu (Houra). Dipergunakan sebagai tempat menyimpan hasil-hasil pertanian. Panjang 41,7 cm dan lebar 37 cm.

27
Nomor Inventaris : 03-2282
Nama / Name
Nias : Nöu/Söu Uli Zaku
Indonesia : Kerudung
English : Veil
Asal / Origin : Amorosa, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A veil that is often used by peasants as they work in garden to protect them from rain and sun burn.
Kerudung yang sering dipakai oleh para petani pada saat kerja di kebun untuk melindungi mereka dari hujan dan panas terik. Terbuat dari kulit pelepah rumbia. Tinggi 18,5 cm dengan lingkaran 60,5 cm.

28
Nomor Inventaris : 03-2146
Nama / Name
Nias : Ba’a Sebua
Indonesia : Lumbung
English : Wooden container
Asal / Origin : Buluko Satua, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A wooden mow for storing dried grain.
Tempat menyimpan gabah kering. Terbuat dari pohon kayu besar yang telah dikeruk bagian dalam pada pertengahannya. Tinggi 108 cm dengan diameter 29,5 cm.

29
Nomor Inventaris : 03-1423
Nama / Name
Nias : Ndraga
Indonesia : Keranjang
English : Basket
Asal / Origin : Hili’amaetaniha, Telukdalam
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A bamboo basket for standing crops.
Tempat hasil-hasil pertanian yang terbuat dari bambu yang telah terlebih dahulu dibelah-belah, lalu dianyam. Para ibu selalu memikulnya setiap mereka pergi ke kebun. Tinggi 46 cm, lebar 22 cm dengan diameter 38,3 cm

30
Nomor Inventaris : 03-1032
Nama / Name
Nias : Tufo
Indonesia : Tikar
English : Mat
Asal / Origin : Tögizita, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A sleeping mat in stars and triangle pattern.
Terbuat dari daun pandan (Sinasa) yang terlebih dahulu dibelah-belah, direndam dalam air panas selama beberapa menit, kemudian direndam lagi dalam air dingin selama satu malam. Setelah dikeringkan baru dianyam. Dipergunakan sebagai alas tidur. Panjang 158 cm dan lebar 69,5 cm dengan corak Ni’ondröfi (seperti bintang) dan Ni’ohulayo (segi tiga).

31
Nomor Inventaris : 03-0149
Nama / Name
Nias : Ta’awa
Indonesia : Kendi
English : Goude
Asal / Origin : Bawömataluo, Telukdalam
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A jar for storing seeds of plant.
Tempat menyimpan bibit tanaman. Diambil dari kulit buah labu tua yang telah dikeringkan dan daging atau isinya dikeluarkan. Sekelilingnya telah dililit dengan rotan dan pada bagian bawahnya telah diikat lilitan bambu sebagai alasnya. Tinggi 30,4 cm dengan lingkaran 27 cm.
32
Nomor Inventaris : 03-0970
Nama / Name
Nias : Sa’era
Indonesia : Sarung piring
English :
Asal / Origin : Sohaya-Lazagadolu, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A vine case for storing porcelain plate.
Tempat menyimpan piring keramik. Dibuat dari batang tumbuhan jalar ‘Tutura atau Tura-tura’. Tinggi 29 cm dengan diameter 25,5 cm.

33
Nomor Inventaris : 08-0008
Nama / Name
Nias : Figa Zino
Indonesia : Piring
English : Porcelain
Asal / Origin : Telukdalam
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
This was made in China and is used to serve a meal for courtesy.
Piring ini diperkirakan dibuat di China dan dipergunakan sebagai tempat menyajikan makanan penghormatan secara adat. Pada dasar piring terdapat cap ikan berwarna biru. Tinggi 4,30 cm, tebal 0,30 cm dengan diameter 26 cm.

34
Nomor Inventaris : 03-1274
Nama / Name
Nias : Boro
Indonesia : Bor kayu
English : Bore
Asal / Origin : Hilimaera, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
Wood perforator.
Alat untuk mengebor kayu. Matanya terbuat dari besi (paku). Panjang 5,5 cm dengan lingkaran 17 cm.

35
Nomor Inventaris : 03-1232
Nama / Name
Nias : Rimbe
Indonesia :
English : Adz
Asal / Origin : Hare-hare, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A tool to chisel the inside part of wood.
Alat untuk mengeruk daging kayu. Matanya terbuat dari besi dengan posisi melengkung ke bawah dan salah satu sisinya ditajamkan. Panjang 54 cm, lebar 5,4 cm dan tebal 0,6 cm.

36
Nomor Inventaris : 03-1294
Nama / Name
Nias : Fato niha
Indonesia : Kapak
English : Axe
Asal / Origin : Lawa-lawaluo, Gomo
Deskripsi / Description :
For cutting and splitting a tree or wood.
Untuk memotong dan menebang pohon atau membelah kayu. Matanya terbuat dari besi dimana salah satu sisinya ditajamkan dan sisi yang lain ditancapkan pada sebatang kayu sebagai pegangan. Panjang 23,5 cm, lebar 7,0 cm dengan tebal 0,9 cm.

37
Nomor Inventaris : 03-1231
Nama / Name
Nias : Kakambana
Indonesia : Kumparan
English : Coil
Asal / Origin : Lölö’ana’a, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
This is made of wood and is used as yarn troll.
Terbuat dari kayu dan dipergunakan sebagai tempat penggulungan benang. Benang yang digulung di dalamnya dicelup ke dalam cat warna hitam yang dibuat dari bahan alami, kemudian diletakkan di atas kayu untuk mendapatkan bekas garis sebagai patokan pemotongan atau pembentukan. Biasanya dipakai oleh tukang kayu. Panjang 17 cm dan tinggi 5,3 cm.

38
Nomor Inventaris : 03-2210
Nama / Name
Nias : Bago Goholu / La’uma
Indonesia : Palu
English : Hammer
Asal/Origin : Ambukha, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A hammer for pounding the bark as cloth material.
Palu kayu yang dipakai untuk menumbuk serat kulit kayu sebagai bahan baju, cawat, dll. Panjang 35,9 cm dengan diameter 5,7 cm.

39
Nomor Inventaris : 03-1749
Nama / Name
Nias : Si’o
Indonesia : Tongkat
English : Stick
Asal/Origin : Buluko Satua, Nias Tengah.
Deskripsi / Description :
A rod that is used as stick and also as a rod to measure the length of a pig (Afore).
Tongkat ini terbuat dari batang rotan yang telah dibuat skala ukur tertentu sebagai patokan untuk mengukur besarnya babi. Pada ujung atasnya telah dilengkungkan sebagai pegangan jika digunakan sebagai tongkat (Si’o). Panjang 97,5 cm.

40
Nomor Inventaris : 03-2233
Nama / Name
Nias : Hie mbawi
Indonesia : Timbangan
English : Balance
Asal/Origin : Idanögawo
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A balance particularly for pork.
Timbangan daging babi. Terbuat dari kayu. Pada kedua sisinya telah digantung dua buah piringan kayu sebagai alas daging yang hendak ditimbang. Pada piringan yang satu diletakkan daging dan pada piringan yang lain diletakkan batu ukur (Batu hie) sebagai penyeimbang. Panjang 62,8 cm dan tinggi 14,5 cm.

41
Nomor Inventaris : 03-2397
Nama / Name
Nias: Hie mbago
Indonesia : Timbangan
English : Balance
Asal/Origin : Hilisatarö, Telukdalam
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A balance particularly for tobacco.
Timbangan khusus untuk tembakau yang terbuat dari kayu dan pada kedua ujungnya telah digantung dua buah tempurung kelapa sebagai alas tembakau yang hendak ditimbang. Panjang 27 cm dan tinggi 8,0 cm.

42
Nomor Inventaris : 03-3220
Nama / Name
Nias : Fole nafo
Indonesia : Gobek
English : Betelnut pounder
Asal/Origin : Hilinawalö, Telukdalam
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A tool that is used to pound betelnut by the old people, who have no teeth to chew up.
Alat yang dipergunakan oleh para orang tua yang sudah tidak mempunyai gigi untuk menumbuk sirih, pinang dan ramuan lain untuk membuat puan. Terdiri atas dua bagian. Bagian pertama sebagai penumbuk yang terbuat dari besi, sedangkan ujung atasnya sebagai pegangan terbuat dari gading. Bagian yang satu lagi sebagai alas menumbuk terbuat dari gading. Tinggi 13,5 cm dengan diameter 3,1 cm.

43
Nomor Inventaris : 03-1031
Nama / Name
Nias : Bola nafo
Indonesia : Pundi-pundi
English : A purse for betel nut
Asal/Origin : Hilizihönö, Telukdalam
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A purse for standing equipment and material of betel nut.
Tempat peralatan dan bahan sirih. Dibuat dari daun pandan (Sinasa) yang telah dibersihkan dan dibelah-belah. Kemudian direndam dalam air panas selama beberapa menit, lalu direndam lagi dalam air dingin selama satu malam. Setelah itu dijemur di bawah sinar matahari, baru dianyam. Tinggi 19,5 cm dan lebar 24,5 cm.

44
Nomor Inventaris : 03-0574
Nama / Name
Nias : Fandru Aramba si öfa talinga
Indonesia : Lampu
English : Lamp
Asal/Origin : Bawömataluo, Telukdalam
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
Made of brass. Its fuel is coconut oil or grease of pork. Normally Found in royals’ houses.
Terbuat dari bahan kuningan. Mempunyai empat sumbu dengan posisi saling berseberangan dan bahan bakarnya adalah minyak kelapa atau minyak babi. Terdapat di rumah-rumah para bangsawan. Penutupnya berbentuk kepala dua ayam jago yang bertolak belakang. Dinamakan Fandru Aramba karena bahannya diambil dari pecahan-pecahan gong (Aramba) dari kuningan, kemudian dilebur dan dibentuk kembali menjadi lampu (Fandru). Lebar 11,2 cm, tinggi 11,5 cm dengan diameter 7,0 cm.

45
Nomor Inventaris : 03-1434
Nama / Name
Nias : Fondruru / Ambukha
Indonesia : Puputan
English : Bellows
Asal/Origin : Lölö’ana’a, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A wooden bellows to flame fire as the smiths are forging metal.
Pompa angin untuk menyembur api pada saat para pandai besi menempa logam. Terbuat dari papan kayu persegi panjang. Panjang 60,7 cm, lebar 23 cm dan tinggi 19 cm.

46
Nomor Inventaris : 03-2371
Nama / Name
Nias : Folazi döwu
Indonesia : Pemeras Sari Tebu
English : Sugar cane press
Asal/Origin : Hililaora, Lahusa
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A sugar cane press that was made of wood. It’s also often used to press coconut juice. A female carving is often found on it, intending to get the more sugar cane or coconut juice.
Pemeras sari tebu yang terbuat dari kayu. Sering juga dipergunakan untuk memeras santan kelapa. Pada Folazi Döwu sering terdapat ukiran wanita, maksudnya supaya sari tebu atau santan kelapa bisa bertambah banyak seperti air susu ibu yang tak pernah berhenti selama menyusui. Pada pertengahannya telah dilubangi sebagai tempat sangkutan kayu pemeras tebu atau kelapa. Tinggi 120 cm.

47
Nomor Inventaris : 03-2534
Nama / Name
Nias : Fogao
Indonesia : Parutan
English : Scrapper
Asal/Origin : Solotu, Nias Tengah
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
This is used for scrapping coconut.
Dipergunakan untuk memarut kelapa. Terbuat dari kayu, berkaki empat seperti bentuk monyet. Matanya terbuat dari besi. Panjang 41 cm dan tinggi 30,80 cm.

48
Nomor Inventaris : 03-0162
Nama / Name
Nias : Daro-daro salawa ahe
Indonesia : Bangku
English : A raised feet wooden seat.
Asal/Origin : Bawömataluo, Telukdalam
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
Tempat duduk yang dibuat dari batang kayu bulat berbentuk piala. Tinggi 42 cm, tebal 3,3 cm dengan diameter 32,7 cm.

49
Nomor Inventaris : 03-0461
Nama / Name
Nias : Taböla / Tawöla
Indonesia : Peti
English : Treasure Chest
Asal/Origin : Orahili, Telukdalam
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A container for storing finery and other costly things.
Peti untuk menyimpan perhiasan dan barang-barang berharga lainnya. Terbuat dari kayu berbentuk persegi panjang. Panjang 62,5 cm, lebar 27,5 cm dan tinggi 31 cm.

50
Nomor Inventaris : 03-2440
Nama / Name
Nias : Bari gana’a
Indonesia : Peti
English : Treasure chest
Asal/Origin : Mandrehe
Keaslian / Originality : Original
Deskripsi / Description :
A treasure chest for storing gold or the other costly things.
Kotak untuk menyimpan emas atau barang-barang berharga lainnnya. Terbuat dari kayu bulat yang telah dikeruk bagian dalamnya dan berbentuk tabung yang juga mempunyai penutup dari kayu. Tinggi 44 cm dengan diameter 35 cm.

gabriellaia27@gmail.com

Jumat, Desember 19, 2008

Wahana Religi Nias Tanoniha




Area rekreasi sungai Gewa Hilisatarõ

Arena rekreasi pantai Walo Hilisatarõ 

     Omo hada Hilisatarõ

           Telõgu

            Patung Harimao









                     Patung Harimao



Para leluhur Nias kuno menganut kepercayaan animisme murni. Mereka mendewakan roh-roh yang tidak kelihatan dengan berbagai sebutan, misalnya: Lowalangi, Laturadanö, Zihi, Nadoya, Luluö dan sebagainya. Dewa-dewa tersebut memiliki sifat dan fungsi yang berbeda-beda. Selain roh-roh atau dewa yang tidak kelihatan dan tidak dapat diraba tersebut di atas, mereka juga memberhalakan roh-roh yang berdiam di dalam berbagai benda berwujud, misalnya: berbagai jenis patung, (Adu Nama, Adu Nina, Adu Nuwu, Adu Lawölö, Adu Siraha Horö, Adu Horö dll) yang dibuat dari bahan batu atau kayu dan juga percaya pada pohon tertentu, misalnya: Fösi, Böwö, Endruo, dll. Oleh karena masyarakat Nias percaya terhadap banyak dewa, maka sering disebut bahwa orang Nias kuno menganut kepercayaan politheisme. Dalam acara pemujaan dewa-dewa tersebut, mereka menggunakan berbagai sarana misalnya: Dukun atau pemimpin agama kuno (Ere) sebagai perantara dalam menyampaikan permohonan selalu memukul fondrahi (tambur) pada saat menyampaikan permohonan dalam bentuk syair-syair kuno (Hoho) atau mantera-mantera. Selain itu, para ere juga mempersiapkan sesajen, misalnya: sirih dan makanan lainnya untuk dipersembahkan kepada para dewa agar apa yang dimohon dapat dikabulkan. Sesajen dalam bentuk makanan (babi, ayam, telur) disertai kepingan emas juga diberikan supaya upacara pember-halaan itu sempurna dan permohonan dikabulkan. Persembahaan dalam bentuk korban makanan dapat dibagi-bagi kepada orang yang hadir, akan tetapi setelah upacara penyembahan selesai, emas sering kali menjadi porsi ere pada akhirnya. Banyak benda-benda mati yang dipercayai seolah-olah hidup dan memiliki kekuatan supernatural (sakti) sehingga dijadikan jimat sebagai sumber dan penambah kekuatan/kekebalan. Dari bebatuan, misalnya: Sikhöri Lafau, Kara Zi’ugu-ugu, Kara Mboli, Öri Zökha dan sebagainya. Sesama manusia juga di-ilah-kan. Hal ini tergambar dari ungkapan seperti: Sibaya ba sadono Lowalani (Lowalangi) ba guli danö. Artinya: Paman (saudara laki-laki sekandung dari ibu) dan orang tua merupakan jelmaan Tuhan yang hadir di bumi. Maka tidak heran kalau dalam tradisi kuno sebelum agama baru masuk di Nias, patung leluhur (Adu Zatua) selalu dibuat untuk kemudian diberhalakan. Kepercayaan dalam bentuk ani-misme-politheisme ditinggalkan oleh masyarakat setelah para misionaris menyebarkan agama di Nias. Pembuatan patung-patung dilarang, karena hanya dipandang dari sisi teologis saja, sementara pesan moral dan nilai seni di dalam berbagai patung (ukiran dan pahatan) itu tidak dihiraukan. Pemusnahan patung-patung secara besar-besaran dilakukan pada masa adanya gerakan ‘Fangesa Dödö Sebua’ (pertobatan massal) sejak tahun 1916 sampai dengan tahun 1930 yang dimotori oleh para misionaris Kristen dari Eropa yang menganut pandangan “Christ against Culture” (Kristus menentang Kebudayaan). Puluhan tahun kemudian, baru disadari, bahwa tindakan pemusnahan wahana religi kuno yang dilakukan pada masa lalu merupakan ‘kesalahan yang sangat merugikan suku bangsa’ yang sama artinya dengan pemusnahan bukti sejarah perkembangan masyarakat Nias, penghancuran identitas dan pembunuhan kreativitas seni yang dahulu mengalir begitu deras dalam darah generasi zaman itu. 51 Nomor Inventaris : 03-0138 Nama / Name Nias : Fondrahi Indonesia : Tambur English : Long drum Asal / Origin : Siwalawa, Telukdalam Keaslian / Originality : Original Deskripsi / Description : This fondrahi used to be bitten by traditional priest or shaman (Ere) during conveying a request or praise to deity (world creator) accompanied by the sound of this instrument. Today, it’s merely used as a common musical instrument. Tambur ini biasanya dipakai oleh imam tradisional atau dukun (Ere) pada saat ia menyampaikan permohonan atau puji-pujian kepada dewa yang diucapkan dalam bentuk syair (Hoho) dengan iringan bunyi alat musik ini. Sekarang hanya digunakan sebagai alat musik saja. Terbuat dari pohon nibung yang telah dilubangi dengan cara mengeruk daging hingga tembus dari kedua sisi. Pada salah satu ujung yang memiliki diameter lingkaran yang lebih besar ditutup dengan kulit kambing atau kulit ular, diikat dengan rotan di sekeliling pinggirnya. Panjang 73 cm dengan diameter 23,3 cm. 52 No. Reg. : 03-0115 Nama / Name Nias : Takula Indonesia : English : Wooden Headgear Asal / Origin : Maenamölö, Telukdalam Keaslian / Originality : Replica Deskripsi / Description : This was worn by traditional priest or shaman (Ere) in renewal and ratifying of law rite ceremony called fondrakö. This headgear symbolized the new face or new spirit of human being that could integrate the mankind with the creator (God). Takula ini dibuat dari bahan kayu dengan tinggi 134 cm. Bentuknya seperti topeng manusia, mempunyai dua tanduk berbentuk ‘V’ di atas kepalanya. Ini dipakai oleh pemuka agama kuno atau imam tradisional (Ere) pada puncak upacara pembaharuan hukum dan pengesahan hukum yang disebut Fondrakö. Takula ini melambangkan wajah atau jiwa manusia yang baru, sehingga dipandang dapat bertindak sebagai penghubung (mediator) antara manusia dengan penciptanya. 53 Nomor Inventaris : 03-3374 Nama / Name Nias : Adu Harimao Indonesia : Patung Harimau English : Tiger figure Asal / Origin : Bawömataluo, Telukdalam Keaslian / Originality : Replica Deskripsi / Description : In ancient time, according to Nias belief in Maenamölö region Southern Nias, sort of this statue was marched by many people and constituted a sacred rite once every seven or fourteen years. It’s thrown away in the river. They believed that all sins and violence they committed during the previous years would wash away together with tiger figure. Pada zaman dahulu sebelum agama baru masuk, menurut kepercayaan masyarakat Nias di wilayah Maenamölö, Nias Selatan, patung seperti ini diusung dan diarak sekali setiap tujuh tahun sebagai salah satu upacara religi kuno yang sakral. Upacara tersebut dinamakan ‘Famatö Harimao.’ Setelah patung tersebut diarak, kemudian dipatahkan dan dibuang ke dalam sungai atau air terjun dengan keyakinan bahwa segala kesalahan, pelanggaran dan dosa-dosa yang telah mereka perbuat pada tahun sebelumnya akan hanyut bersama dengan patung harimau tersebut. Famatö Harimao (pematahan patung harimau), tidak ada hubungannya dengan hewan harimau yang sesungguhnya tidak terdapat di Nias. Patung yang diarak pada zaman dahulu tidak seperti ini. Namanya Adu Harimao, tetapi anatominya seperti bentuk anjing berkepala kucing. Pada penutupan (akhir) upacara Famatö Harimao, hukum dan peraturan kemasyarakatan juga ditetapkan dan disyahkan layaknya seperti dalam Fondrakö (upacara pembaharuan, penetapan dan pengesahan hukum). Karena dewasa ini, masyarakat telah memiliki agama dan hukum yang baru, maka upacara Famatö Harimao tidak dilaksanakan lagi. Dalam usaha pelestarian dan revitalisasi budaya lokal, maka tradisi kuno ini sering dilakukan di Nias Selatan pada moment-moment tertentu, namun upacara ini bukan lagi ‘Famatö Harimao’ namanya tetapi diubah menjadi ‘Famadaya Harimao’ (perarakan patung harimau). 54 No. Reg. : 03-3461 Nama / Name Nias : Adu Sarambia Indonesia : English : A mother figure with her descendent Asal / Origin : Telukdalam, Nias Selatan Keaslian / Originality : Replica Deskripsi / Description : A mother figure with her descendent is made for a mother who had completely held her feast of merit (fa’ulu/owasa) in her lifetime. It was made after the mother passed away. Patung seorang ibu bersama keturunannya yang terbuat dari kayu. Adu Sarambia dibuat untuk seorang ibu yang telah melakukan segala proses adat dalam bentuk pesta (Fa’ulu/owasa) dalam hidupnya. Tangannya terentang seolah-seolah sedang menari dengan mengenakan busana tradisional untuk menyambut para tamu yang menghadiri pesta. Pada lengan kanannya ada pundi-pundi tempat sirih (Bola Nafo). 55 Nomor Inventaris : 03-2992 Nama / Name Nias : Adu Nina Indonesia : Patung Leluhur English : A mother figure Asal / Origin : Keaslian / Originality : Replica Deskripsi / Description : This statue is called Adu Nina or Adu Zatua, which was made of wood. Adu Nina used to be made after a mother passed away instead of the real mother. Her children believed that the spirit of their mother still stayed inside the wooden idol. Patung ini disebut Adu Nina atau Adu Zatua yang dibuat dari kayu. Adu Nina dibuat setelah seorang ibu meninggal dunia sebagai pengganti dirinya. Anak-anaknya percaya bahwa arwah ibu mereka masih tinggal di dalam patung tersebut, sehingga kalau mereka hendak memohon sesuatu, mereka datang kepada patung ibu dengan membawa sesajen. Tinggi 38,4 cm dengan tebal 4,7 cm. 56 Nomor Inventaris : 03-2994 Nama / Name Nias : Adu Nama Indonesia : Patung Leluhur English : Ancestor’s figure Asal / Origin : Hilinakhe, Nias Tengah Keaslian / Originality : Original Deskripsi / Description : This statue is called Adu Nama or Adu Zatua, which was made of wood. Adu Nama used to be made after a father passed away instead of the real father. His children believed that the spirit of their father still stay inside the wooden statue. Patung ini disebut Adu Nama atau Adu Zatua yang dibuat dari kayu. Adu Nama dibuat setelah seorang ayah meninggal dunia sebagai pengganti dirinya. Anak-anaknya percaya bahwa arwah ayah mereka masih tinggal di dalam patung tersebut, sehingga kalau mereka memohon sesuatu, mereka datang menyembah Adu Nama dengan membawa sesajen. Tinggi 35 cm dan tebal 9 cm. 57 Nomor Inventaris : 03-2787 Nama / Name Nias : Adu Furugö Indonesia : English : Asal / Origin : Lölö’ana’a, Nias Tengah Keaslian / Originality : Replica Deskripsi / Description : Wooden ancestor figure of some lineage. Patung leluhur dari beberapa keturunan. Terbuat dari kayu. Lebar 27,7 cm dan tinggi 111,2 cm. 58 Nomor Inventaris : 03-2748 Nama / Name Nias : Adu Siraha Indonesia : Patung Siraha English : Siraha Figure Asal / Origin : Bawömataluo, Telukdalam Keaslian / Originality : Replica Deskripsi / Description : This is made of wood. It’s idolized and was believed could prevent disaster. Patung ini asli, terbuat dari kayu. Disembah dan dipercayai dapat menolak bala. Lebar 7,7 cm, tinggi 45 cm dan tebal 5,1 cm. 59 Nomor Inventaris : 03-02375 Nama / Name Nias : Adu Siraha Horö Indonesia : Patung Siraha Horö English : Siraha Horö Figure Asal / Origin : Bawòmataluo, Telukdalam Keaslian / Originality : Replica Deskripsi / Description : This statue was original and was made for religious purpose. The other use of this figure was for apologizing as ancestors made a blunder such as: cutting off human head. As they came back from head hunting, they used to apologize to Adu Siraha Horö before staying with their family. They did this to avoid disaster. Patung ini dibuat untuk tujuan ritual. Biasanya terbuat dari kayu Manawa Danö, Manawa Mbanua atau Ma’usö. Tinggi 151,9 cm dengan tebal 9.0 cm. Kegunaan dari patung ini yaitu: Sebelum para leluhur pergi berburu kepala manusia, mereka meminta restu dari patung ini sambil memukul Fondrahi (tambur) dan mengatakan: Ubözi wondrahi alaŵa, Saya memukul tambur hingga bersuara nyaring, Ubözi wondrahi ebua, Saya memukul tambur hingga bergemuruh, Ya’oto ono la’i, Aku anak yang satria, Ya’oto simacua, Aku pria perkasa, Möi ndraga ba danö, Kami akan pergi ke medan perang, Möi ndraga mamunu niha, Kami akan pergi membunuh orang, Ubözi wondrahi alaŵa, Saya memukul tambur hingga bersuara nyaring, Ubözi wondrahi ebua, Saya memukul tambur hingga bergemuruh, Ombakha’ö na te’ala, Beritahukanlah kalau kalah, Ombakha’ö göi na möna. Beritahukan juga kalau menang. Juga diberhalakan untuk memohon penga-mpunan jika mereka telah melakukan kesalahan yang sangat besar seperti membunuh orang pada saat berperang atau pada saat mereka baru pulang dari perburuan kepala manuasia. Mereka harus terlebih dahulu menghadap Adu Siraha Horö untuk memohon pengampunan sebelum bergabung dengan keluarga. Tujuannya untuk menghindari bencana. Dalam ritus ini yang bersangkutan menyandarkan tubuhnya pada patung Siraha Horö sambil mengatakan ‘Ohe khöu horögu!’ (Bawalah untukmu dosa-dosaku). Tradisi ini sudah tidak dipraktekkan lagi sejak agama baru masuk di Nias. 60 Nomor Inventaris : 04-0187 Nama / Name Nias : Adu Lawölö Indonesia : Patung Lawölö English : Protective figure Asal / Origin : Hililaora, Lahusa Keaslian / Originality : Original Deskripsi / Description : Adu Lawölö was normally made of wood or stone. The stone Protective Figure was put in front of house, whereas wooden Protective Figure was placed in the house. The protection and power were asked from this statue if the enemies came. Adu Lawölö is also called Adu Nama (father figure). Patung Lawölö biasanya dibuat dari batu atau dari kayu. Patung Lawölö dari batu diletakkan di pekarangan rumah, halaman kampung (ewali) atau di gerbang masuk desa (Bawagöli) sehingga disebut juga Lawölö Mbanua, sedangkan yang dibuat dari kayu diletakkan di dalam rumah. Kepada patung ini diminta perlindungan, pertahanan dan kekuatan bila ada musuh (Emali) kampung. Patung Lawölö juga sering disebut Adu Nama (patung ayah). Wahana Religi (2) Budaya, Museum Ornamen Pusaka yang paling dikenal di Nias adalah rumah-rumah tradisional yang terdiri atas beberapa tipe antara lain: 1. tipe rumah tradisional Nias Selatan yaitu: Omo Nifolasara, Omo Tuho dan Omo Sala; 2. tipe rumah tradisional Nias Tengah, meliputi semua jenis rumah tradisional di wilayah Gomo hingga perbatasan Lölöwa’u; 3. tipe rumah tradisional Idanögawo; 4. tipe rumah tradisional Nias Utara dan Barat, yaitu Omo Laraga; Pada rumah-rumah tersebut diukir berbagai ornamen yang biasanya diadopsi dari flora dan fauna yang ada di sekitar mereka. Keadaan alam dengan berbagai gejalanya menjadi sumber inspirasi kreativitas. Beberapa jenis fauna yang sering diukir atau di pahat sebagai ornamen dan sekaligus menjadi simbol dengan makna implisit berupa pesan moral dan ekspresi jiwa serta perasaan pemilik dan pembuat, misalnya: buaya, monyet, beberapa jenis burung (enggang, elang dll.), ikan, ular, monster (Lasara), ayam jago, rusa, cicak, dan sebagainya. Sedangkan yang diadopsi dari jenis flora misalnya: pohon Fösi, Nandrulo, Endruo, pohon Tori’i-Tora’a (sejenis pohon yang berhubungan dengan mitos-mitos asal-usul masyarakat Nias), pakis (Wöli-wöli) dll. Ukiran-ukiran itu dikombinasikan dengan manusia yang mengenakan pakaian dan berbagai bentuk perhiasan. Ada juga ornamen lain yang sering dijumpai yaitu ‘Ni’ogolilimo’ sejenis lingkaran dengan pola bintang (mata angin) di tengahnya dalam bentuk daun-daun sehingga kelihatannya seperti belahan jeruk yang dipotong pada pertengahannya. Selain flora dan fauna sebagai sumber inspirasi, mereka juga mengukir (memahat) sesuatu berdasarkan pengalaman dan penglihatan aneh mereka setiap hari, seperti yang sering diukir pada Balö Hulu dan Hagu Laso di dalam rumah tradisional. Selain pada rumah-rumah tradisional, ornamen tersebut juga sering dipahat pada batu megalit, bahkan juga pada peralatan sehari-hari, misalnya pada peralatan pertanian dan rumah tangga. 61 Nomor Inventaris : 03-2875 Nama / Name Nias : Adu mbinu Indonesia : Patung kepala manusia English : Cut off human head Asal / Origin : Hili’otalua, Nias Tengah Keaslian / Originality : Replica Deskripsi / Description : A cut off human head that depicts an ancient tradition of people in some areas in Nias. It is not applied anymore. Patung kepala manusia yang dibuat dari kayu. Patung tersebut menggambarkan tradisi kuno yang dulu dipraktekkan oleh sebagian masyarakat Nias yaitu berburu kepala manusia (Mangai Högö, Binu). Cara memenggal kepala manusia seperti yang terlihat pada patung tersebut. Tradisi ini telah lama ditinggalkan terlebih setelah agama baru masuk di Nias dan setelah Indonesia merdeka ditambah lagi dengan adanya kesadaran karena kemajuan pendidikan. Panjang 74,5 cm dan tinggi 11,3 cm. 62 Nomor Inventaris : 03-0765 Nama / Name Nias : Hagu laso Indonesia : Relief English : Relief of wooden carving Asal / Origin : Onohondrö, Telukdalam Keaslian / Originality : Replica Deskripsi / Description : Relief of wooden carving on the wall of Southern Nias traditional house. Papan dinding rumah tradisional Nias Selatan yang telah diukir dengan berbagai ornamen ciri khas Nias. 63 Nomor Inventaris : 83-0267 Nama / Name Nias : Balö Hulu Indonesia : Relief English : Relief of wooden carving Asal / Origin : Gomo Keaslian / Originality : Original Deskripsi / Description : A relief of wooden carving in traditional house of Gomo. By such carving, the owner expresses something to the community particularly for visitors. Ukiran dalam rumah tradisional dengan posisi menghadap ke bawah seolah-olah sedang terbang. Biasanya, di atas Balö Hulu diletakkan patung orang tua (Adu Zatua). Melalui ukiran semacam ini, pemilik rumah mengekspresikan berbagai hal kepada masyarakat terutama kepada tamu berdasarkan simbol (lambang). Pemilik rumah juga meyakini bahwa dengan adanya ukiran tersebut mereka dapat mengetahui sesuatu yang belum terjadi melalui firasat yang muncul dari kekuatan berbagai ukiran yang ada pada Balö Hulu. 64 Nomor Inventaris : 03-2088 Nama / Name Nias : Ora Vo Indonesia : Tangga English : Wooden ladder Asal / Origin : Lawindra, Telukdalam Keaslian / Originality : Original Deskripsi / Description : A wooden ladder to go up to rafter above the hearth in southern traditional houses. Tangga kayu untuk naik ke kasau yang berada di atas dapur rumah tradisional Nias Selatan. Pada setiap jenjang ada ukiran manusia dan ornamen lainnya. Lebar 12,5 cm, tinggi 153,8 cm dan tebal 3,0 cm.