Pages

Kamis, Desember 18, 2008

Nias: Budaya Megalit

Megalit
Suku Nias terkenal dengan kebudayaan megalitik dalam bentuk dolmen dan menhir sebagai monumen atas peristiwa-peristiwa pelaksanaan pesta kebesaran yang bertujuan untuk mendapatkan pengakuan status dalam masyarakat. Tugu-tugu batu yang didirikan tidak hanya sekedar monumen, tetapi lebih bertujuan untuk mengabadikan dan mengkomunikasikan suatu peristiwa sehingga generasi berikutnya dan orang lain dapat mengetahui apa yang telah terjadi pada masa lampau. Pada megalith tersebut dipahat berbagai ukiran sehingga menjadi ornamen yang merupakan simbol-simbol. Simbol-simbol tersebut diinterpretasi dan dipahami oleh masyarakat yang melihatnya. Biasanya bertujuan khusus untuk menggambarkan bagaimana kualitas kehidupan pemiliknya. Para leluhur menempuh cara ini karena mereka tidak mengenal aksara (budaya tulisan tidak mereka kenal).
Pengkomunikasian pesan moral dan penggambaran peristiwa masa lalu hanya dapat diketahui melalui simbol-simbol atau ornamen-ornamen yang telah diukir serta melalui syair-syair kuno (Hoho), dan cerita-cerita rakyat. Pesta kebesaran merupakan kualifikasi seseorang untuk meraih posisi yang lebih tinggi. Karena suatu prestasi telah dicapai maka kepadanya diberikan penghargaan berupa tugu batu dan nama gelar kebesaran.
Batu sengaja dipilih sebagai sarana untuk mengabadikan suatu peristiwa dan juga sebagai tanda jasa, karena sifatnya yang tetap selama-lamanya (lö mamalö) dan tidak berubah-ubah (lö tebulö) sepanjang abad, sehingga generasi ke generasi dapat mengetahui dan mengenang peristiwa tersebut yang terjadi pada masa lalu.
Jika pencapaian prestasi tersebut terjadi pada masa kini, maka yang diberikan misalnya: Piagam penghargaan, Piala (tropi), sertifikat atau medali.
89
Nomor Inventaris : 04-0195
Nama/Name
Nias : Osa-osa si sara bagi
Indonesia : –
English : Single headed Osa-osa
Asal/Origin : Hilizinarikhi, Lahusa
Keaslian/Originality : Original
Deskripsi/Description :
A stone seat, depicting that a person has held an Owasa/ fa’ulu (feast of merit).
Tempat dari batu, menggambarkan bahwa seseorang telah melakukan Owasa untuk mendapatkan pengakuan kedudukan (posisi) dalam masyarakat. Terbuat dari batu gunung dengan panjang 103 cm, lebar 59, 5 cm dan tinggi 61,5 cm.
90


Nomor Inventaris : 04-0048
Nama/Name
Nias : Osa-osa si tölu bagi
Indonesia :
English : Three headed osa-osa
Asal/Origin : Tetegewo, Lahusa
Keaslian/Originality : Original
Deskripsi/Description :
Depicting a person who has perfectly held custom feast of merit (owasa) in his lifetime, so he is called Si no awai (The Perfect).
Menunjukkan bahwa seseorang telah dengan sempurna melaksanakan pesta adat selama hidupnya, sehingga dia dinamakan Si no awai (yang sudah sempurna/ selesai). Pesta terakhir itu disebut Cula-cula gowasa atau Famalawu.
Dalam pesta itu mereka mengatakan :
Andrö alua gowasa,
Pesta bisa terlaksanakan,
Andrö alua dome,
Para tamu bisa berdatangan,
No fao hagora ndra matua ndra alawe.
Karena kerjasama suami-istri.
Terbuat dari batu gunung dan berkepala tiga, juga menyimbolkan ketuaan dan kebijaksanaan seseorang. Panjang 50 cm, lebar 47 cm dengan tinggi 42 cm.
91
Nomor Inventaris : 04-0113
Nama/Name
Nias : Ni’omanu-manu
Indonesia : Arca megalith
English :
Asal/Origin : Sirahia, Lahusa
Keaslian/Originality : Original
Deskripsi/Description :
A stone that is used as a lid of royal’s skull container on the top of vertical stone (behu).
Sebagai penutup tempat tengkorak bangsawan pada puncak menhir (behu). Dibuat dari batu gunung berbentuk ayam jago. Panjang 21 cm, lebar 21,5 cm dan tinggi 27 cm.
92

Nomor Inventaris : 03-0106
Nama/Name
Nias : Naha zuho högö
Indonesia : Tempat Tengkorak
English : Stone skull container
Asal/Origin : Ewo, Lahusa
Keaslian/Originality : Original
Deskripsi/Description :
Tempat tengkorak bangsawan yang dipahat dari batu gunung berbentuk persegi empat. Biasanya diletakkan di bawah dolmen (Awina) di pekarangan rumah. Panjang 41 cm, lebar 27 cm dan tinggi 28 cm.
93
Nomor Inventaris : 04-0231
Nama/Name
Nias : Behu si so boroe
Indonesia : Menhir
English : Vertical stone
Asal/Origin : Lölö’ana’a, Nias Tengah
Keaslian/Originality : Replica
Deskripsi/Description :
Behu is an erected stone in front of house of a people who has held a stratification fiest called owasa/fa’ulu (feast of merit). An awina (a horizontal stone) used to be put in front of the behu as a seat. It depicts a nobleman who has completed an owasa.
Behu (menhir) adalah tugu batu yang didirikan di depan rumah masyarakat yang telah melakukan pesta stratifikasi (Owasa/fau’lu) untuk memperoleh pengakuan kedudukan (posisi) dalam masyarakat. Behu ada yang berbentuk manusia dan ada juga yang polos. Biasanya diletakkan satu Awina (dolmen) persis di depannya sebagai tempat duduk. Ini merupakan tanda bangsawan yang telah melakukan Owasa. Nama lain dari behu: Gowe, batu nitaru’ö, dan batu fa’ulu. Tinggi 185 cm. Behu ni’oniha (menhir berbentuk manusia) dipahat berdasarkan karakter pemiliknya, sehingga masyarakat sering mengatakan kepada anak atau cucu pemiliknya ‘Iza mbehu namau’ (Itu patung batu leluhurmu) yang mengandung arti implisit yaitu:
• a. mengingatkan keturunannya akan karakter (kondisi) leluhur yang tergambar dari pahatan pada behu;
• b. mengingatkan keturunannya untuk meneruskan apa yang telah dilakukan oleh leluhurnya.
Pada saat mendirikan behu, mereka mengatakan:
Manaere tö na manaere,
Kalau miring,
Cuwuni ono alawe,
Anak perempuan yang menunjang,
Aso’a tö na aso’a,
Kalau roboh,
Cuwuni ono matua.
Anak laki-laki yang menunjang).

94

Nomor Inventaris : 04-0002
Nama/Name
Nias : Dao-dao
Indonesia : Dolmen
English : Horizontal stone
Asal/Origin : Tetegewo, Lahusa
Keaslian/Originality : Original
Deskripsi/Description :
Tempat duduk yang dibuat dari batu. Biasanya diletakkan di depan rumah bersama dengan menhir (Behu) di belakangnya sehingga merupakan tempat duduk beserta sandarannya yang menggambarkan bahwa pemiliknya telah mendapat pengakuan kedudukan (posisi) dalam masyarakat. Di bawah dolmen seperti ini sering kali ditanam tengkorak bangsawan yang diletakkan di dalam sebuah piring atau batu pahatan persegi empat (Naha zuho högö) yang sengaja dibuat untuk itu. Terbuat dari batu gunung berbentuk persegi empat dengan kaki yang pendek. Nama lain dari Awina: Daro-daro, si’alawe, gela. Panjang 64 cm, lebar 38,5 cm dan tinggi 19 cm.
95


Nomor Inventaris : 04-0244
Nama/Name
Nias : Gowe Nilare
Indonesia : Dolmen
English : Rounded stone
Asal/Origin : Hililaora, Lahusa
Keaslian/Originality : Original
Deskripsi/Description :
This was as a stirrup of a nobleman’s wife as she danced to welcome the respected participants who attended their stratification feast (feast of merit). She said: …… (look the words below).
Before the party day, the parents of the Owasa holder make a rounded stone for their daughter and a grandeur title is given such as : Buruci Lahömi.
Batu bulat ini berdiameter 110 cm dipergunakan sebagai tempat istri bangsawan menari elang (Manari moyo) pada saat menyambut tamu-tamu yang terhormat yang datang pada pesta adat mereka.
Dia mengatakan:
Mi tema nafo mi,
Terimalah sirih kalian),
ya’ami si siŵa mo’ama, e-e-e..!
Wahai kalian yang sembilan rumpun,
e-e-e-e-e !
Hadirin menjawab:
e….e….e…..!
Sebelum hari pesta, orangtua atau suami penyelenggara Owasa membuatkan batu untuk anaknya atau istri, serta gelar kebesaran diberikan kepadanya, misalnya: Buruci Lahömi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar !