YAAHOWU FANUNUFANDRU 25-12-2009 BA DOFI SI BOHOU 1-1-2010
YA MUTOLO ITA AMA BA YA MUROROGO ITA BA NGAWALO HALOWODA, YAADUHU!
Semoga Terang Lilin Natal selalu Menyertai kita dalam menyonsong tahun yang baru
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
1.Tuha Harimaoduha (1766) 2. Fondrege Harimao (1795) 3. Bawö Harimao/ Silaötambali (1825) 4. Namö Gowasa II (1857-1887) 5.Pdt.Wkl.Hata Laia-Tuha Nadu (1886-1971) 6. Guru Ag.SNK.Taorani Laia (1930-2004) 7. SNK. Gabriel Laia, S.P. (1966)
Kamis, Desember 24, 2009
Rabu, Desember 16, 2009
Minggu, Desember 13, 2009
Yang Tidak Bisa Diucapkan Seorang Ayah
Pentahbisan orangtua kami menjadi SNK di gereja BNKP Hilisatarö |
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.. akan sering merasa kangen sekali dengan Ibunya.
Lalu bagaimana dengan AYAH?
Mungkin karena Ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata AYAH-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang AYAH bekerja dan dengan wajah lelah AYAH selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil.. AYAH biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah AYAH mengganggapmu bisa, AYAH akan melepaskan roda bantu di sepedamu...
Kemudian Ibu bilang : "Jangan dulu AYAH, jangan dilepas dulu roda bantunya"
Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa AYAH dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba. Tetapi AYAH akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"
Tahukah kamu, AYAH melakukan itu karena AYAH tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, AYAH yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : "Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".
Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu AYAH benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja.... Kamu mulai menuntut pada AYAH untuk dapat izin keluar malam, dan AYAH bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".
Tahukah kamu, bahwa AYAH melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi AYAH, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada AYAH, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu... Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu....
Tahukah kamu, bahwa saat itu AYAH memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa AYAH sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, AYAH akan memasang wajah paling cool sedunia.... :
AYAH sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati AYAH merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan AYAH melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan AYAH adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...dan setelah perasaan khawatir itu berlarut- larut... ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati AYAH akan mengeras dan AYAH memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti AYAH akan segera datang? "Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan AYAH"
Setelah lulus SMA, AYAH akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan AYAH itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh AYAH tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan AYAH
Ketika kamu menjadi gadis dewasa.... dan kamu harus pergi kuliah dikota lain... AYAH harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan AYAH terasa kaku untuk memelukmu?
AYAH hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal AYAH ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.
Yang AYAH lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".
AYAH melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah AYAH.
AYAH pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan AYAH tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut AYAH adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin AYAH, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti AYAH belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu AYAH merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
AYAH adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
AYAH akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada AYAH untuk mengambilmu darinya.
AYAH akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena AYAH tahu.....
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya.... Saat AYAH melihatmu duduk di Panggung Pelaminan
bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, AYAH
pun tersenyum bahagia....
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu AYAH pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
AYAH menangis karena AYAH sangat berbahagia, kemudian AYAH berdoa.... Dalam lirih doanya kepada Tuhan, AYAH berkata: "Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik.... Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik.... Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."
Setelah itu AYAH hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih.... Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
AYAH telah menyelesaikan tugasnya....
AYAH, Bapak, Papa atau Abah kita... Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat... Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
Mujizat Itu Nyata oleh Yg Tidak Diperhitungkan!
Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee, USA. Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua. Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael anaknya pertama yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya. Michael senang sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih diperut ibunya itu. Nampaknya Michael amat sayang
sama adiknya yang belum lahir itu.
Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.
Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!
Mami, ... aku mau nyanyi buat adik kecil! Ibunya kurang tanggap.
Mami, ... aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.
Mami, ... aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali diminta
Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil. Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.
Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup! Ia dicegat oleh suster didepan pintu kamar ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster.... suster tak mau tahu; ini peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk!
Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya! Suster terdiam menatap Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.
Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya ... lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring "... You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey ..." Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya.
You never know, dear, How much I love you. Please don't take my sunshine away. Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, ... terus Michael! teruskan sayang! ... bisik ibunya ... The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands ... dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur ... I'll always love you and make you happy, if you will only stay the same ... Sang adik kelihatan begitu tenang ... sangat tenang.
Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan ... adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai ... lalu tertidur lelap.
Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri.
Hari berikutnya, satu hari kemudian si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh amat luar biasa! tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.
Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan "How much I love you".
Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil "Michael" untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang mustahil bagiNYA bila IA menghendaki terjadi.
Note:
Kadang hal-hal yang menentukan ... dalam diri orang lain ... Datang dari seseorang yang kita anggap lemah ... Hadir dari seseorang yang kita tidak pernah perhitungkan ... maka bukalah mata hati kita mana tahu yang datang itu adalah pertolongan dari Tuhan sekalipun datangnya dalam wujud yang lain.
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
sama adiknya yang belum lahir itu.
Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.
Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!
Mami, ... aku mau nyanyi buat adik kecil! Ibunya kurang tanggap.
Mami, ... aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.
Mami, ... aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali diminta
Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil. Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.
Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup! Ia dicegat oleh suster didepan pintu kamar ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster.... suster tak mau tahu; ini peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk!
Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya! Suster terdiam menatap Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.
Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya ... lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring "... You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey ..." Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya.
You never know, dear, How much I love you. Please don't take my sunshine away. Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, ... terus Michael! teruskan sayang! ... bisik ibunya ... The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands ... dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur ... I'll always love you and make you happy, if you will only stay the same ... Sang adik kelihatan begitu tenang ... sangat tenang.
Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan ... adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai ... lalu tertidur lelap.
Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri.
Hari berikutnya, satu hari kemudian si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh amat luar biasa! tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.
Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan "How much I love you".
Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil "Michael" untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang mustahil bagiNYA bila IA menghendaki terjadi.
Note:
Kadang hal-hal yang menentukan ... dalam diri orang lain ... Datang dari seseorang yang kita anggap lemah ... Hadir dari seseorang yang kita tidak pernah perhitungkan ... maka bukalah mata hati kita mana tahu yang datang itu adalah pertolongan dari Tuhan sekalipun datangnya dalam wujud yang lain.
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
Kamis, November 26, 2009
MEMBUAT UMUR LEBIH PANJANG: LAKUKAN HAL SEPELE !
Rata-rata manusia umumnya berumur hingga 60-80 tahun. Sangat jarang manusia yang bisa hidup hingga 90 atau 100 tahun lebih, namun bukan tidak mungkin Anda dapat mencapainya. Kemajuan teknologi, kesehatan, pendidikan, pencegahan penyakit serta penanganan-penangan an tertentu mungkin saja bisa memanipulasi dan membuat seseorang memiliki hidup yang lebih panjang.
Namun Anda akan terkejut jika tahu bahwa semua itu bisa diraih hanya dengan kebiasaan-kebiasaan sederhana dan tidak begitu penting yang mungkin Anda lakukan setiap harinya. Berdasarkan studi terbaru mengenai hidup lebih panjang yang dikutip dari Prevention, Senin (10/8/2009), terdapat 10 tanda seseorang yang kemungkinan akan mencapai umur panjang.
Nah ini dia tanda-tandanya
Quote:
1. Anda Dilahirkan Ketika Ibu Anda Masih Muda
Berdasarkan penelitian dari University of Chicago, ibu muda masih memiliki sel telur yang sangat baik untuk fertilisasi, yang memungkinkan untuk menghasilkan anak yang lebih sehat, kuat dan berumur lebih panjang.
Quote:
2. Anda Pecinta Teh
Lebih dari 40.500 orang wanita maupun pria di Jepang yang terlibat studi tentang efek mengonsumsi teh terhadap kesehatan menunjukkan risiko penyakit jantung dan stroke yang lebih rendah dibanding mereka yang jarang mengonsumsi teh.
Quote:
3. Anda Lebih Suka Jalan Kaki Ketimbang Naik Kendaraan
Orang-orang yang fit selalu mengutamakan jalan kaki, apakah itu hanya untuk makan siang atau pergi ke mall. Berjalan kaki 30 menit setiap harinya akan memperpanjang umur, berdasarkan studi terhadap 2.603 wanita dan pria.
Quote:
4. Anda Menghindari Minuman-minuman Bersoda
Para peneliti di Boston menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi minuman soda setiap harinya meningkatkan risiko penyakit diabetes, jantung dan gangguan metabolik lainnya. Meminum jus akan lebih sehat untuk tubuh Anda.
Quote:
5. Anda Memiliki Kaki Yang Kuat
Menurut Robert Butler, MD, dari International Longevity Center—USA in New York City, mereka yang memiliki otot-otot kaki yang lemah diperkirakan tidak akan berumur panjang karena mudah mengalami komplikasi pada tulangnya.
Quote:
6. Anda Mengonsumsi Makanan Berwarna Ungu
Buah-buahan seperti anggur, blueberry dan makanan lainnya yang berwarna ungu kaya akan polifenol yang sangat baik untuk mengurangi penyakit jantung, Alzheimer dan meningkatkan kemampuan sel-sel otak.
Quote:
7. Anda Termasuk Remaja dengan berat Badan Ideal dan Sehat
Sebuah studi dalam Journal of Pediatrics yang melibatkan 137 orang Afrika dan Amerika menyebutkan bahwa mereka yang memiliki kelebihan berat badan pada usia 14 tahun ke atas memiliki risiko diabetes dua kali lipat pada saat dewasanya.
Quote:
8. Anda Menyukai Teman-teman Anda dan Sering Berinteraksi dengan Mereka
“Hubungan interpersonal yang baik bertindak sebagai pelawan stres dan penyeimbang hidup Anda,” ujar Micah Sadigh, PhD, seorang psikolog dari Cedar Crest College. Memiliki orang-orang yang mendukung Anda akan membuat Anda lebih sehat secara fisik dan mental. Mereka yang stres akan memiliki daya tahan tubuh yang lemah dan bisa memperpendek umur hingga 4-8 tahun.
Quote:
9. Anda Menyukai Tantangan
“Ketika Anda merasa tertantang mengerjakan sesuatu, perhatian Anda akan terfokus dan otak akan memiliki kekuatan yang lebih besar, dan hal itu bisa memperpanjang hidup Anda,” ujar Robert S. Wilson, PhD, profesor neurological sciences and psychology at Rush University Medical Center in Chicago.
Quote:
10. Anda tidak memiliki pembantu di rumah
Berdasarkan studi terhadap 302 orang dewasa dengan umur 70 dan 80 tahun, hanya dengan mengepel, mencuci atau membersihkan jendela beberapa jam, seseorang dapat membakar 285 kalori dan menurunkan risiko kematian hingga 30 persen.
article by:Yuni Lam
photo:http://blog.cncahealth.com/
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
Sabtu, Oktober 31, 2009
PUSATKAN PIKIRAN PADA YANG BAIK DAN BENAR
”Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.” Matius 13:24
Seorang penulis buku terkenal, John C. Maxwell, mengatakan bahwa sesungguhnya medan peperangan terbesar ada di pikiran manusia. Pikiran itu sangat kuat dan dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dengan pikiran kita. Ada pepatah yang mengatakan: ”Menabur dalam pikiran akan menuai tindakan; menabur dalam tindakan akan menuai kebiasaan; menabur kebiasaan akan menuai karakter dan menabur karakter akan menuai tujuan hidup.”
Pikiran kita seperti tanah, tidak pernah memilih dan mempedulikan jenis benih apa yang hendak kita tanam. Jika kita menabur benih jagung, tanah akan meresponsnya, lalu menumbuhkannya. Begitu juga bila kita menabur benih padi atau mungkin lalang, rumput liar dan juga tanaman-tanaman pengganggu sekali pun, tanah tetap saja akan merespons benih itu dan menumbuhkannya juga.
Apa pun yang kita tanamkan dalam pikiran, entah itu hal-hal yang baik atau pun negatif, pikiran kita akan segera menerima, merespons dan menumbuhkannya, tidak peduli hal itu akan berdampak positif/negatif terhadap kehidupan kita: membawa kepada keberhasilan atau sebaliknya menuju kehancuran. Sadar atau tidak, seringkali kita memperkatakan hal-hal buruk tentang diri kita sendiri: hidupku penuh masalah, aku tidak akan berhasil, sakitku tidak akan sembuh, keluargaku hancur berantakan, aku bodoh, aku tidak punya apa-apa (miskin), masa depanku suram dan sebagainya. Hal-hal negatif yang kita ucapkan itu akan direspons oleh pikiran kita dalam bentuk sikap dan tindakan, yang pada saatnya akan menghasilkan sesuatu yang sama persis seperti yang kita tanam. Namun bila yang kita tanam hal-hal positif: semangat atau rasa percaya diri, pikiran kita juga akan merespons hal itu ke dalam sikap dan tindakan kita sehingga hidup kita akan menjadi seperti yang kita harapkan. Oleh karenanya firman Tuhan mengingatkan, ”...semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8).
Benih yang kita tanam dalam pikiran menentukan hasil akhir kehidupan kita!
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
Seorang penulis buku terkenal, John C. Maxwell, mengatakan bahwa sesungguhnya medan peperangan terbesar ada di pikiran manusia. Pikiran itu sangat kuat dan dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dengan pikiran kita. Ada pepatah yang mengatakan: ”Menabur dalam pikiran akan menuai tindakan; menabur dalam tindakan akan menuai kebiasaan; menabur kebiasaan akan menuai karakter dan menabur karakter akan menuai tujuan hidup.”
Pikiran kita seperti tanah, tidak pernah memilih dan mempedulikan jenis benih apa yang hendak kita tanam. Jika kita menabur benih jagung, tanah akan meresponsnya, lalu menumbuhkannya. Begitu juga bila kita menabur benih padi atau mungkin lalang, rumput liar dan juga tanaman-tanaman pengganggu sekali pun, tanah tetap saja akan merespons benih itu dan menumbuhkannya juga.
Apa pun yang kita tanamkan dalam pikiran, entah itu hal-hal yang baik atau pun negatif, pikiran kita akan segera menerima, merespons dan menumbuhkannya, tidak peduli hal itu akan berdampak positif/negatif terhadap kehidupan kita: membawa kepada keberhasilan atau sebaliknya menuju kehancuran. Sadar atau tidak, seringkali kita memperkatakan hal-hal buruk tentang diri kita sendiri: hidupku penuh masalah, aku tidak akan berhasil, sakitku tidak akan sembuh, keluargaku hancur berantakan, aku bodoh, aku tidak punya apa-apa (miskin), masa depanku suram dan sebagainya. Hal-hal negatif yang kita ucapkan itu akan direspons oleh pikiran kita dalam bentuk sikap dan tindakan, yang pada saatnya akan menghasilkan sesuatu yang sama persis seperti yang kita tanam. Namun bila yang kita tanam hal-hal positif: semangat atau rasa percaya diri, pikiran kita juga akan merespons hal itu ke dalam sikap dan tindakan kita sehingga hidup kita akan menjadi seperti yang kita harapkan. Oleh karenanya firman Tuhan mengingatkan, ”...semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8).
Benih yang kita tanam dalam pikiran menentukan hasil akhir kehidupan kita!
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
Rabu, September 09, 2009
USS George Washington Semarakan Sail Bunaken Manado
Pesawat dari Carrier Air Wing 7 (CVW-7) flying pass diatas USS George Washington. (Foto: navsource.org)
19 Agustus 2009, Manado -- Kapal induk Amerika Serikat (AS), USS George Washington, akan menyemarakkan "event" internasional Sail Bunaken, di Teluk Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
"Kapal induk akan mengirimkan sejumlah pesawat tempur pada `Sailing dan Flying Pass` pada 19 Agustus 2009," kata Panglima Laut AS, Admiral Garry Roughead, di Manado, Selasa.
Kapal induk AS itu sudah berada di perairan Sulut, dan direncanakan akan dilakukan kunjungan perdana para pejabat Pemprov Sulut dan jajaran Muspida, di geladak kapal yang bisa memuat 75 pesawat tempur melalui Bandara Sam Ratulangi, Manado.
Bahkan beberapa pesawat tempur milik AS tersebut, di antaranya empat unit F-18 Hornet, satu pesawat E AG dan pesawat E2C yang merupakan pesawat intai marinir, sudah melakukan latihan (cek rute) di Teluk Manado.
Sementara empat kapal perang AS dipastikan ikut Sailing Pass yang dijadwalkan akan disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan sejumlah pejabat Indonesia serta jajaran admiral dari 33 negara.
"Kedatangan USS George Washington diketahui Presiden Barack Obama, dan tentu merupakan penghargaan tersendiri pada undangan parade kapal perang di Indonesia," katanya.
Kapal ini menampung 4.500 personil yang mengoperasikan berbagai sistem dan sub sistem, terdapat didalamnya, termasuk teknisi, pakar pesawat tempur, pakar helikopter dan pakar transportasi.
Berdasarkan jenisnya, kekuatan kapal tersebut berasal dari dua westinghouse brand A4W reaktor nuklir dengan kekuatan 4 x steam turbin sampai 4 x shafts dengan produksi hingga 260.000 shaft tenaga kuda, kecepatan tertingginya mencapai 30 knot.
"Saya sangat mengetahui seluk beluk USS George Washinton karena cukup lama meminpin kapal induk tersebut, itu seperti kota kecil AS di laut," kata Garry.
Freddy Numberi Naik USS George Washington
Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi diizinkan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mengunjungi Kapal Induk USS George Washington, kata Asisten Intelejen Lantamal VIII Suhartono, di Manado, Selasa.
"Kapal induk AS itu sudah berada di perairan Sulawesi Utara (Sulut), hanya saja izin mengunjungi dibatasi pemerintah AS. Pemberian manifest dari pemerintah AS hanya dizinkan 20 orang, itu sangat terbatas dalam berkunjung" katanya.
Ia menjelaskan, beberapa pejabat lain yang diijinkan yaitu Danlatamal VIII Manado Willem Rampangiley, Kapolda Sulut Bekto Suprapto, anggota DPR RI Yoris Raweyai serta sejumlah wartawan.
ANTARA News
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
Kamis, September 03, 2009
Mengapa Menyimpan Aspirin di Dekat Tempat Tidur?
Mengenai serangan jantung
Ada tanda-tanda lain dari serangan jantung selain sakit di lengan kiri.
Anda juga harus berhati2 terhadap gejala2 rasa sakit yang amat sangat
pada dagu, maupun mual (nausea) dan banyak berkeringat, namun tanda-tanda
ini dapat terjadi lebih jarang.
Catatan: Ada kemungkinan tidak ada kesakitan pada dada pada saat serangan
jantung.
Kebanyakan orang (sekitar 60%) yang terkena serangan jantung pada saat
tidur, tidak terbangun lagi. Namun, bila terjadi, rasa sakit pada dada
dapat membangunkan Anda dari tidur. Bila itu terjadi, segera larutkan dua
aspirin dalam mulut Anda dan telan dengan sedikit air.
Setelah itu
- telepon tetangga atau anggota keluarga yang tinggal dekat dengan Anda
- katakan "serangan jantung!"
- katakan bahwa Anda telah meminum 2 aspirin.
- duduk di atas kursi atau sofa dekat dengan pintu depan, dan tunggu
kedatangan mereka dan...
~Jangan berbaring~
Seorang kardiolog menyatakan bahwa, bila setiap orang, setelah menerima
e-mail ini, mengirim ke 10 orang, mungkin satu jiwa dapat diselamatkan!
Saya telah berbagi informasi ini- - Bagaimana dengan Anda?
Teruskan informasi ini; yang akan menyelamatkan hidup!
(Sumber: Email Publik)
Konsumsi Aspirin Setiap Hari Banyak Bahayanya Dibanding Manfaatnya
London, (Analisa)
Orang yang sehat dan setiap hari mengkonsumsi aspirin guna mencegah serangan jantung mungkin melakukan tindakan yang lebih banyak bahayanya daripada manfaatnya buat diri mereka, demikian satu studi baru oleh para ilmuwan Inggris dirilis, J
Para peneliti mendapati bahwa risiko pendarahan akibat mengkonsumsi aspirin sangat besar sehingga penggunaan rutin obat tersebut oleh orang yang sehat "tak dapat didukung", kendati mereka tak mempersoalkan penggunaannya oleh pasien dengan sejarah gangguan pembuluh darah.
Hasil dari studi "Aspirin for Asymptomatic Atherosclerosis (AAA)" memberi tambahan pada perdebatan lama mengenai apakah potensi bahaya dari mengkonsumsi aspirin dapat mengalahkan manfaatnya dalam mengurangi resiko pembekuan darah.
"Kami tahu banyak pasien dengan gejala penyakit pembuluh darah, seperti 'angina', serangan jatung atau stroke, dapat mengurangi risiko gangguan lebih lanjut dengan mengkonsumsi dosis kecil aspirin setiap hari," kata Profesor Peter Weissberg, Direktur Medis di Yayasan Jantung Inggris, yang membantu mendanai penelitian tersebut.
"Temuan studi ini sesuai dengan saran kami saat ini bahwa orang yang tak memiliki gejala atau didiagnosis menderita penyakit pembuluh darah atau jantung tak boleh mengkonsumsi aspirin, karena risiko pendarahan mungkin lebih besar daripada manfaatnya," katanya. (Ant/AFP)
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
Senin, Agustus 17, 2009
Dirgahayu Republik Indonesia 64 Tahun
Jumat, Agustus 14, 2009
Kita Harus Punya The Winning Spirit
Jenderal Douglas MacArthur pernah membuat sebuah puisi yang luar biasa. Puisi itu adalah cermin seorang ayah yang mengharapkan anaknya kelak mampu menjadi manusia yang ber Tuhan sekaligus mampu menjadi manusia yang tegar, tidak cengeng, tidak manja, dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Seperti contoh sepenggal puisinya itu yang berbunyi, "Jangalah pimpin putraku di jalan yang mudah dan lunak, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan, dan tantangan."
Puisi ini menunjukan bahwa sang jenderal sadar tidak ada jalan yang rata untuk kehidupan sukses yang berkualitas.
Seperti kata mutiara yang sering diucapkan oleh Guru di kelas kepada siswanya,"Kalau Anda lunak pada diri sendiri, kehidupan akan keras terhadap Anda. Namun, kalau Anda keras pada diri sendiri, maka kehidupan akan lunak terhadap Anda."
Untuk itu, jangan pernah berkompromi atau bersikap lunak pada sikap kita yang destruktif, merusak, dan cenderung melemahkan. Senantiasalah belajar untuk bersikap tegas dan keras dalam membangun karakter yang konstruktif, membangun demi menciptakan kehidupan sukses yang gemilang dan penuh kebahagiaan.
A great pleasure in life is doing what people say you cannot do
Kepuasan terbesar dalam hidup ini adalah bisa melakukan apa yang dikatakan orang lain tidak dapat kamu lakukan.
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
Seperti contoh sepenggal puisinya itu yang berbunyi, "Jangalah pimpin putraku di jalan yang mudah dan lunak, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan, dan tantangan."
Puisi ini menunjukan bahwa sang jenderal sadar tidak ada jalan yang rata untuk kehidupan sukses yang berkualitas.
Seperti kata mutiara yang sering diucapkan oleh Guru di kelas kepada siswanya,"Kalau Anda lunak pada diri sendiri, kehidupan akan keras terhadap Anda. Namun, kalau Anda keras pada diri sendiri, maka kehidupan akan lunak terhadap Anda."
Untuk itu, jangan pernah berkompromi atau bersikap lunak pada sikap kita yang destruktif, merusak, dan cenderung melemahkan. Senantiasalah belajar untuk bersikap tegas dan keras dalam membangun karakter yang konstruktif, membangun demi menciptakan kehidupan sukses yang gemilang dan penuh kebahagiaan.
A great pleasure in life is doing what people say you cannot do
Kepuasan terbesar dalam hidup ini adalah bisa melakukan apa yang dikatakan orang lain tidak dapat kamu lakukan.
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
Kamis, Agustus 06, 2009
ANTUSIAS MENGEJAR IMPIAN
Enthusiasm is one of the greatest power in our life; antusiasme adalah salah satu kekuatan terbesar dalam hidup kita.
Antusiasme akan memberikan kita kekuatan.
Antusiasme akan menjadikan kita tabah menghadapi segala rintangan hidup.
Antusiasme akan menjadi obor bila kita berada dalam kegelapan.
Antusiasme adalah obor yang akan menghangatkan bila impian kita menjadi dingin.
Antusiasme adalah salah satu kekuatan yang dapat menyerap dan menyimpan energi.
Energi adalah kekuatan. Dengan menghimpun energi, maka berarti Kita akan menghimpun kekuatan. Kekuatan yang terhimpun dapat mengalahkan berbagai halangan hidup yang dijalani secara rutinitas, maka kita tidak ubahnya seperti robot, hidup tanpa antusiasme dan akan menjadikan kita jenuh. Hidup yang dijalani tanpa antusiasme akan mudah menyebabkan kita putus asa.
Putus asa....? jangan.... jangan.... jauhi kata2 ini dan jangan sekali2 bersahabat apalagi ngobrol dengan kata ini karena hanya membuat kita menjadi tidak berguna. Putus asa akan membuat hidup kita menjadi tidak berguna alias mati.
SEMANGAT....? yes....yes....YES!!!!! segala sesuatunya dimulai dengan semangat. Hidup yang semangat menjadikan kehidupan kita menjadi sangat berarti, hidup menjadi indah, hidup menjadi Sukses, hidup menjadikan kita banyak Senyum dan bila hidup ini selalu penuh dengan Senyum maka itulah artinya kebahagian dumiawi.
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
Kamis, Juli 09, 2009
APAKAH ANDA KEKASIH ALLAH ATAU PELACUR?
Beberapa tahun yang lalu, saya mendapatkan kesempatan istimewa untuk mengajar di sebuah sekolah pelayanan. Para mahasiswa saya sangat lapar akan Tuhan, dan saya selalu mencari cara-cara untuk menantang mereka agar jatuh cinta kepada Tuhan Yesus lebih lagi dan menjadi suara kebangkitan dalam gereja
Saya menemukan suatu pernyataan yang berasal dari Pdt. Sam Pascoe. Pernyataan itu merupakan sejarah singkat kekristenan: *“Kekristenan bermula di Palestina sebagai persekutuan, berpindah ke Yunani sebagai sebuah filsafat, berpindah ke Itali dan menjadi sebuah lembaga gereja, berpindah ke Eropa dadn menjadi sebuah kebudayaan Kristen, berpindah ke Amerika Serikat dan menjadi sebuah badan usaha."* Beberapa mahasiswa baru berusia 18 atau 19 tahun, sudah cukup besar, dan saya ingin mereka mengerti dan menghargai bagian kalimat terakhir itu, sehingga untuk menegaskannya saya tambahkan, “Badan usaha. Itulah bisnis.”
Setelah beberapa saat Martha, mahasiswa paling muda di kelas itu, mengangkat tangannya. Saya tak dapat membayangkan apa yang akan ditanyakannya. Saya pikir gambaran yang saya berikan sudah cukup jelas, dan saya pikir saya telah berhasil membuat mereka jelas. Namun demikian, saya menanggapi keinginan Martha untuk bertanya, sehingga saya berkata, “Ya, Martha.” Dia bertanya sebuah pertanyaan yang sederhana, “Bisnis? Bukankah kekristenan seharusnya menjadi sebuah tubuh?” Saya tak dapat membayangkan kemana arah pertanyaan ini, dan jawaban yang dapat saya hanya pikirkan adalah, “Ya, benar.” Kemudian dia melanjutkan, *“Tetapi ketika sebuah tubuh menjadi bisnis, bukankah hal itu merupakan pelacuran?” *
Ruangan kelas itu menjadi sunyi senyap. Selama beberapa detik tak ada seorangpun yang bergerak atau berkata-kata. Kami semua terperangah, takut mengeluarkan suara karena kehadiran Allah telah melanda ruangan kelas, dan kami tahu bahwa kami sedang berdiri di tempat kudus. Segala yang dapat saya pikirkan dalam saat-saat kudus itu adalah, “Wow, andaikan saja saya berpikir demikian.” Saya tak berani mengungkapkan pemikiran itu terang-terangan. Allah telah mengambil alih ruangan kelas itu. Pertanyaan Martha telah mengubah kehidupan saya. Selama enam bulan, saya memikirkan pertanyaan Martha paling tidak sekali setiap hari. “Ketika sebuah tubuh menjadi bisnis, bukankah itu pelacuran?” Hanya ada satu jawaban bagi pertanyaannya.
Jawabannya adalah “Ya.” Gereja-gereja di Amerika Serikat kebanyakan, yang sangat menyedihkan, telah dipenuhi jemaat yang tidak mengasihi Allah. Bagaimana kita mengasihi Dia? Kita bahkan tidak mengenal-Nya; dan yang saya maksud adalah sungguh-sungguh mengenal Dia.
Apa yang saya maksud ketika saya katakan “sungguh-sungguh mengenal Dia?” Pengertian kita tentang mengenal dan mengetahui berasal dari kebudayaan Barat (yang berasal dari pemikiran filsafat Yunani kuno). Kita menganggap kita telah memperoleh pengetahuan (dan selanjutnya memperoleh hikmat) ketika kita telah berhasil mengumpulkan banyak informasi. Sekumpulan informasi bukanlah pengetahuan, khususnya menurut kebudayaan Alkitab (yang merupakan kebudayaan Timur, bukan Yunani). Dalam budaya Timur, semua pengetahuan diperoleh dari pengalaman, bukan dari pengumpulan informasi. Dalam budaya Yunani atau Barat, kita mendapatkan kesimpulan bukan hanya dari pengalaman, begitulah pola pemikiran kita. Sebuah contoh mungkin dapat menolong kita memahami hal ini. Marilah kita mengajukan sebuah pertanyaan berdasarkan dua
pernyataan berikut: Pertama, gandum tidak tumbuh di daerah yang beriklim dingin dan kedua, Inggris mempunyai iklim dingin. Pertanyaannya adalah: Apakah gandum tumbuh di Inggris? Kebanyakan orang dari kebudayaan Barat/Yunani akan menjawab, “Tidak. Jika gandum tidak tumbuh di daerah beriklim dingin dan Inggris memiliki iklim dingin, maka kesimpulannya gandum tidak tumbuh di Inggris. Di dalam budaya Timur, jawaban bagi pertanyaan yang sama, berdasarkan dua pernyataan yang sama, jawabannya mungkin akan seperti ini: “Tidak tahu. Saya belum pernah ke Inggris.” Kita mungkin akan
menertawakan jawaban seperti itu, tetapi ketika saya mengajukan pertanyaan itu kepada teman-teman saya yang tinggal di Inggris, jawaban mereka adalah: “Ya, gandum tumbuh di Inggris. Kami berasal dari Inggris, dan kami tahu bahwa gandum tumbuh di sana.” Mereka mengabaikan cara berpikir Barat karena mereka telah mengalami apa yang mereka tahu. Pengalaman menghasilkan informasi ketika pengalaman menjadi pengetahuan.
Persoalan yang mirip timbul dalam konsep keyakinan kita. Kita katakan kita percaya sesuatu (atau seseorang) terlepas dari pengalaman pribadi kita. Pengertian percaya ini tidak kita berikan kepada pialang saham kita. Sekali lagi, izinkan saya menjelaskan. Anggaplah bahwa pialang saham saya menelpon saya dan berkata, “Saya punya nasihat paling hebat tentang suatu saham yang harganya akan naik tiga kali lipat dalam waktu seminggu. Saya harap Anda mau mentransfer $ 10.000 untuk membeli saham ini.” Bagi saya itu adalah jumlah uang yang besar, sehingga saya bertanya, “Apakah Anda benar-benar percaya bahwa harga saham ini akan naik tiga kali lipat, dan dalam waktu cepat?” Dia menjawab, “Saya yakin sekali.” Saya tanya lagi, “Wah, bagus sekali. Betapa menarik. Jadi, berapa banyak uang Anda sendiri yang sudah Anda investasikan pada saham yang akan naik tiga kali lipat dalam waktu seminggu ini?” Dia
menjawab, “Tak ada.” Apakah pialang saya benar-benar percaya tentang saham yang akan naik tiga kali lipat dalam waktu seminggu itu? Apakah dia sungguh-sungguh percaya? Saya pikir tidak, dan tiba-tiba saya tidak percaya juga. Bagaimana mungkin kita begitu teliti mengenai perkara-perkara di dunia ini, khususnya ketika berurusan dengan uang, dan kita begitu tidak peduli ketika berurusan dengan perkara-perkara rohani? Kenyataannya, kita tidak tahu atau tidak percaya tanpa kita mengalami. Alkitab ditulis bagi orang-orang yang tidak mungkin mengerti konsep pengetahuan, keyakinan, dan iman tanpa mengalaminya terlebih dahulu. Saya pikir Allah berpikir dengan cara demikian juga.
Jadi, saya tetap pada pendirian saya bahwa kebanyakan orang-orang Kristen di Amerika Serikat tidak mengenal Allah, dan kurang mengasihi Dia. Segala penyebab dari keadaan ini berasal dari cara kita datang kepada Allah. Kebanyakan di antara kita datang kepada Dia karena apa yang orang-orang katakan kepada kita apa yang akan Dia lakukan kepada kita. Kita dijanjikan bahwa Dia akan memberkati kita dalam kehidupan dan membawa kita ke sorga setelah kematian. Kita memilih Dia karena uang dan berkat yang dapat kita raih, tak peduli apakah Dia senang atau tidak, asalkan kita mendapatkan sesuatu dari Dia. Kita telah menyulap kerajaan Allah menjadi badan usaha, memperjual-belikan urapan-Nya. Sekali-kali janganlah hal ini terjadi! Kita telah diperintahkian untuk mengasihi Allah, dan kita dipanggil untuk menjadi Mempelai Kristus – itu adalah hubungan yang paling intim. Seharusnya kita menjadi kekasih-kekasih-Nya. Bagaimana kita mengasihi seseorang yang bahkan kita tidak kenal? Dan meskipun kita mengenal seseorang, apakah ada jaminan bahwa kita sungguh-sungguh mengasihinya? Apakah kita ini kekasih-kekasih Allah atau para pelacur?
Saya terus merenungkan pertanyaan Martha di atas pada suatu hari, dan mulai merenungkan apa perbedaan antara kekasih dan pelacur? Saya menyadari bahwa keduanya memiliki banyak persamaan, tetapi seorang kekasih melakukan apa yang dia lakukan karena dia mengasihi. Seorang pelacur berpura-pura mengasihi, selama Anda mau membayarnya. Kemudian saya bertanya lagi, “Apa yang akan terjadi kalau Tuhan berhenti memberikan sesuatu kepada kita?”
Selama beberapa bulan berikutnya, saya mengizinkan Allah untuk menyelidiki diri saya agar mengungkapkan motif-motif saya dalam mengasihi dan melayani Dia. Apakah saya sungguh-sungguh seorang yang mengasihi Dia? Apa yang akan terjadi seandainya Dia berhenti memberkati saya? Bagaimana kalau Dia tidak melakukan sesuatu bagi saya? Apakah saya masih mengasihi Dia? Pahamilah, saya percaya akan janji-janji dan berkat-berkat dari Allah. Persoalannya di sini bukanlah apakah Allah memberkati anak-anak-Nya atau tidak; masalahnya di sini bagaimana kondisi hati kita. Apa alasannya saya melayani Dia? Apakah berkat-berkat-Nya yang saya terima dalam kehidupan ini merupakan kasih karunia dari seorang Bapa yang penuh kasih, atau merupakan ganjaran atau upah yang saya patut terima atau uang sogok untuk mengasihi Dia? Apakah saya mengasihi Allah tanpa syarat? Hal ini memerlukan waktu beberapa bulan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Bahkan sekarangpun saya masih
menyelidiki apakah keinginan saya untuk mengasihi Allah selalu berpadanan dengan sikap dan tingkah laku saya. Saya sering mendapati diri saya kecewa terhadap Allah dan bahkan marah terhadap-Nya manakala Dia tidak memenuhi apa yang saya anggap saya butuhkan. Saya curiga hal ini adalah sesuatu yang belum saya selesaikan sungguh-sungguh, tetapi saya sungguh-sungguh ingin menjadi kekasih Allah yang sejati lebih dari apapun yang lain.
Jadi, kita ini akan menjadi apa? Apakah kita akan menjadi kekasih Allah atau pelacur? Tak ada pelacur di sorga, atau di kerajaan Allah, meskipun ada banyak bekas pelacur di kedua tempat itu. Meskipun kita bekas pelacur, kita harus menyadari bahwa tak ada pengganti bagi hubungan yang sangat intim dan tanpa syarat dengan Allah. Dan saya juga mengartikan tak ada pilihan bagi kita, selain menjadi kekasih Allah yang sejati. Kita harus memilih.
Created by: David Ryser,
fwd by: sdr. pttwr,
translated by: Hadi Kristadi for pentas-kesaksian.blogspot.com
pic taken from:oneyearbibleimages.com
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
Sabtu, Juni 13, 2009
Khasiat Minum Kopi
KOMPAS.com - Kopi merupakan minuman favorit banyak orang. Mulai dari kedai pinggir jalan hingga hotel bintang lima menyediakan minuman yang rasa dan aromanya nikmat ini. Kandungan kafein dalam kopi dipercaya bisa membangkitkan kesegaran dan kebugaran. Tapi di lain pihak masih banyak orang yang takut minum kopi karena alasan kesehatan.
Untuk menjawab kontroversi tersebut hingga saat ini berbagai penelitian terus dilakukan untuk mengetahui khasiat dan manfaat kopi bagi tubuh. Sebagai salah satu pengekspor kopi utama di dunia, kopi dari Indonesia terkenal bermutu tinggi. Ditambah alasan lain di bawah ini, sayang rasanya jika harus melewatkan secangkir kopi.
Melawan kegemukan
Orang yang sering minum kopi diketahui berat badannya lebih stabil selama 12 tahun dibandingkan dengan orang yang berhenti minum kopi. Demikian menurut penelitian yang dilakukan tim dari Harvard School of Public Health, Boston, AS.
Menambah semangat
Minum kopi disela waktu bekerja ternyata bisa membantu kita tetap bugar dan berkonsentrasi. Penelitian menunjukkan atlit yang mengonsumsi minuman yang mengandung cafein karbohidrat setelah bersepeda memiliki lebih banyak glikogen (cadangan energi) dalam ototnya bila dibandingkan dengan atlit yang tidak mengonsumsi. Glikogen akan membantu kita lebih cepat dan gesit dalam sesi berikutnya.
Mengurangi risiko penyakit
Menambah konsumsi kopi menurut penelitian The National Institute of Environmental Medicine di Swedia, bisa menghindari kita dari risiko kanker hati. Cukup dua cangkir kopi per hari dan risiko kanker akan berkurang 43 persen. Studi lain menunjukkan wanita yang minum kopi risiko terkena serangan jantung berkurang 24 persen. Antioksidan yang terdapat dalam kopi diduga melindungi kita dari penyakit-penyakit itu.
Sebuah studi yang dilaporkan dalam Journal of Nutrition menyebutkan gadis remaja yang sering minum kopi setiap hari risiko terkena kanker payudara berkurang 40 persen. Kandungan kafein dan polipenhol dalam kopi melindungi tubuh melawan kanker payudara.
Membantu daya ingat
Peneliti dari Medical University of Innsbruck, Austria, mengatakan bahwa kafein bisa mencegah berkurangnya daya ingat. Minum secangkir kopi sebelum pertemuan penting dengan klien barangkali layak dicoba agar daya ingat dan otak lebih tajam.
Mencairkan suasana
Harus berurusan dengan orang yang sulit diajak kerjasama? ajaklah ia menikmati secangkir kopi. Kafein akan membuat orang lebih terbuka, demikian menurut laporan yang diterbitkan dalam European Journal of Social Psychology. Peneliti mengungkapkan kafein merangsang fungsi kognitif sehingga orang akan lebih terbuka dan respektif.
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
Jumat, Juni 12, 2009
GOOD – GOD = O
GOOD – GOD = O
Dalam hidup ini kita pasti pernah mengalami pasang surut kehidupan.
Ada masa di mana hari-hari kita belalu begitu indah, begitu menyenangkan.
Semua aktivitas dan pekerjaan yang kita lakukan berjalan dengan mulus tanpa suatu halangan.
Segala yang terjadi dalam hidup ini seakan mendapat bimbingan dan berkat dari Tuhan.
Namun ada juga saat-saat terburuk dalam hidup kita.
Di mana hidup terasa berat dan penuh beban.
Apa saja yang kita kerjakan hasilnya jauh dari harapan.
Segala yang kita lakukan selalu penuh rintangan dan halangan.
Tuhan sepertinya menjauh dari kehidupan kita.
Hal ini pernah dialami oleh seorang laki-laki bernama Grant Taylor,
seorang pelatih softball yang mengalami hari-hari terburuk dalam hidupnya.
Tim yang dipimpinnya kalah secara berturut-turut,
pemain-pemain andalannya frustasi dan sebagian pindah ke tim lawan.
Sang istri sudah empat tahun menanti cabang bayi tapi belum juga kesampaian.
Penderitaannya tambah lengkap ketika tiba-tiba mobilnya mogok di jalan.
Ketika sampai di rumah pemanas air tidak berfungsi, kompor untuk memasak rusak,
kamar mandi bocor, dan masih sederet kesusahan yang menimpa laki-laki malang itu.
Puncak kesedihannya terjadi sewaktu ia mendengar kepala sekolah
hendak memecatnya sebagai pelatih softball di sekolah itu
karena kekalahan yang bertubi-tubi yang dialami oleh tim asuhannya.
“Ini hari terburuk dalam hidupku,” kata Grant Taylor sambil melangkah pulang dengan langkah gontai.
“Aku sudah berusaha amat keras dan sudah melakukan yang terbaik yang bisa aku lakukan.
Tetapi mengapa tim aku tak bisa menang?” keluh Grant Taylor kepada istrinya yang merasa prihatin dengan keadaan yang menimpa suaminya.
“Kau bisa menang. Berhentilah menyesali diri,” kata istrinya menyakinkan.
“Akulah masalahnya. Seperti kata orang-orang yang lain. Akulah sumber masalahnya.”
“Aku tak bisa menyediakanmu rumah yang layak. Aku tak bisa membelikanmu mobil yang baru. Aku adalah seorang pelatih yang gagal dan akan kehilangan pekerjaan.”
“Apa yang harus aku lakukan? Mengapa hidup ini menjadi sulit sekali?” Tanya Grant Taylor kepada istrinya sambil menangis berdua di meja makan.
Di tengah kebingungan dan rasa putus asa yang mendalam
mereka mencoba mendekatkan diri kepada Tuhan.
Mereka berdua selalu memulai hari mereka dengan berdoa sebelum melakukan aktifitasnya.
Dan setiap malam keluarga ini tampak khusuk menaikan pujian dan rasa syukur kepada Tuhan.
Sejak saat itu, keajaiban demi keajaiban terjadi kepada keluarga Grant Taylor.
Tim nya berhasil menaklukkan lawan sehingga ia tidak jadi kehilangan pekerjaan
dan istrinya dilaporkan positif mengandung buah cintanya yang telah lama dinantikan.
“Ini adalah hari terindah dalam hidupku. Ya Tuhan aku terpesona oleh campur tanganMu,” puji Grant Taylor kepada Tuhan.
Apa yang dialami keluarga Grant Taylor, membuat kita lebih yakin,
bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan bukan hanya untuk memuaskan ego kita
atau menyenangkan atasan dan keluaraga kita.
Tetapi semua itu untuk memuliakan kebesaran Tuhan yang telah berkarya lewat pikiran dan raga kita.
Seperti sebuah pesan singkat yang dikirim seorang sahabat kepada saya “Good – God = O.
Sesuatu yang baik tetapi tidak melibatkan Tuhan maka hasilnya adalah nol.
Jadi libatkanlah Tuhan dalam semua aktivitas dan pergumulannu. God Bless U”.
Ya, kita tidak boleh lupa melibatkan Tuhan.
Sebab sebaik dan sekeras apa pun kita berusaha,
tanpa bantuan Tuhan hasilnya adalah nol besar.
Tetapi bila kita selalu menyertai Dia, segalanya menjadi mudah
karena "With God All Things are Possible" Bersama Tuhan segalanya tidak ada yang mustahil.
golden wisdoms by Sulaiman Budiman
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
Dalam hidup ini kita pasti pernah mengalami pasang surut kehidupan.
Ada masa di mana hari-hari kita belalu begitu indah, begitu menyenangkan.
Semua aktivitas dan pekerjaan yang kita lakukan berjalan dengan mulus tanpa suatu halangan.
Segala yang terjadi dalam hidup ini seakan mendapat bimbingan dan berkat dari Tuhan.
Namun ada juga saat-saat terburuk dalam hidup kita.
Di mana hidup terasa berat dan penuh beban.
Apa saja yang kita kerjakan hasilnya jauh dari harapan.
Segala yang kita lakukan selalu penuh rintangan dan halangan.
Tuhan sepertinya menjauh dari kehidupan kita.
Hal ini pernah dialami oleh seorang laki-laki bernama Grant Taylor,
seorang pelatih softball yang mengalami hari-hari terburuk dalam hidupnya.
Tim yang dipimpinnya kalah secara berturut-turut,
pemain-pemain andalannya frustasi dan sebagian pindah ke tim lawan.
Sang istri sudah empat tahun menanti cabang bayi tapi belum juga kesampaian.
Penderitaannya tambah lengkap ketika tiba-tiba mobilnya mogok di jalan.
Ketika sampai di rumah pemanas air tidak berfungsi, kompor untuk memasak rusak,
kamar mandi bocor, dan masih sederet kesusahan yang menimpa laki-laki malang itu.
Puncak kesedihannya terjadi sewaktu ia mendengar kepala sekolah
hendak memecatnya sebagai pelatih softball di sekolah itu
karena kekalahan yang bertubi-tubi yang dialami oleh tim asuhannya.
“Ini hari terburuk dalam hidupku,” kata Grant Taylor sambil melangkah pulang dengan langkah gontai.
“Aku sudah berusaha amat keras dan sudah melakukan yang terbaik yang bisa aku lakukan.
Tetapi mengapa tim aku tak bisa menang?” keluh Grant Taylor kepada istrinya yang merasa prihatin dengan keadaan yang menimpa suaminya.
“Kau bisa menang. Berhentilah menyesali diri,” kata istrinya menyakinkan.
“Akulah masalahnya. Seperti kata orang-orang yang lain. Akulah sumber masalahnya.”
“Aku tak bisa menyediakanmu rumah yang layak. Aku tak bisa membelikanmu mobil yang baru. Aku adalah seorang pelatih yang gagal dan akan kehilangan pekerjaan.”
“Apa yang harus aku lakukan? Mengapa hidup ini menjadi sulit sekali?” Tanya Grant Taylor kepada istrinya sambil menangis berdua di meja makan.
Di tengah kebingungan dan rasa putus asa yang mendalam
mereka mencoba mendekatkan diri kepada Tuhan.
Mereka berdua selalu memulai hari mereka dengan berdoa sebelum melakukan aktifitasnya.
Dan setiap malam keluarga ini tampak khusuk menaikan pujian dan rasa syukur kepada Tuhan.
Sejak saat itu, keajaiban demi keajaiban terjadi kepada keluarga Grant Taylor.
Tim nya berhasil menaklukkan lawan sehingga ia tidak jadi kehilangan pekerjaan
dan istrinya dilaporkan positif mengandung buah cintanya yang telah lama dinantikan.
“Ini adalah hari terindah dalam hidupku. Ya Tuhan aku terpesona oleh campur tanganMu,” puji Grant Taylor kepada Tuhan.
Apa yang dialami keluarga Grant Taylor, membuat kita lebih yakin,
bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan bukan hanya untuk memuaskan ego kita
atau menyenangkan atasan dan keluaraga kita.
Tetapi semua itu untuk memuliakan kebesaran Tuhan yang telah berkarya lewat pikiran dan raga kita.
Seperti sebuah pesan singkat yang dikirim seorang sahabat kepada saya “Good – God = O.
Sesuatu yang baik tetapi tidak melibatkan Tuhan maka hasilnya adalah nol.
Jadi libatkanlah Tuhan dalam semua aktivitas dan pergumulannu. God Bless U”.
Ya, kita tidak boleh lupa melibatkan Tuhan.
Sebab sebaik dan sekeras apa pun kita berusaha,
tanpa bantuan Tuhan hasilnya adalah nol besar.
Tetapi bila kita selalu menyertai Dia, segalanya menjadi mudah
karena "With God All Things are Possible" Bersama Tuhan segalanya tidak ada yang mustahil.
golden wisdoms by Sulaiman Budiman
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
Senin, Juni 08, 2009
Budaya Nias, Asal Usul dan Kematian
I. Latar belakang
Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau Nias.[1] Orang Nias menyebut diri mereka sebagai Ono Niha (anak manusia). Kemudian pulau Nias disebut sebagai Tanő Niha (tanah manusia). Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam hukum adat dan kebudayaan yang sangat kental. Hukum adat Nias secara umum disebut fodrakő yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Jauh sebelumnya, masyarakat Nias primitif hidup dalam budaya megalitik. Hal ini terlihat dari peninggalan sejarah seperti artefak-artefak yang masih ditemukan di banyak wilayah pedalaman pulau Nias sampai sekarang ini.Masyarakat Nias juga mengenal sistem kasta. Ada dua belas tingkatan kasta. Dari tingkatan kasta yang ada, yang tertinggi adalah “Balugu”. Untuk mencapai tingkatan ini, seseorang harus mampu mengadakan pesta besar selama berhari-hari dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih ratusan/ekor babi. Biasanya orang-orang yang melakukan ini adalah mereka yang memiliki harta dan emas.
a). Mitologi:
Menurut masyarakat Nias, dalam sebuah mitos, orang Nias berasal dari sebuah pohon kehidupan yang disebut Sigaru Tora’a yang terletak disebuah tempat yang bernama Tetehőli ana’a. Mitologi Nias ini terdapat dalam hoho[2]. Dalam hoho diceritakan bahwa alam semesta beserta segala isinya adalah ciptaan Lowalangi[3] (Untuk selanjutnya saya lebih suka menggunakan istilah ”pencipta”) dari beberapa warna udara yang ia aduk dengan tongkat yang bernama sihai[4]. Dewa pencipta terlebih dahulu menciptakan pohon kehidupan yang disebut Sigaru Tora’a. Pohon ini berbuah dua butir buah yang segera dierami oleh seekor laba-laba emas. Kemudian lahirlah sepasang dewa pertama, yang dinamakan Tuhamora’aangi Tuhamoraana’a berjenis kelamin laki-laki dan Burutiroangi Burutiraoana’a berjenis kelamin perempuan.[5] Keturunan mereka inilah yang kemudia dikenal sebagai dewa Sirao Uwu Zihõnõ sebagai rajanya.
Mitos asal usul masyarakat Nias pun, dimulai sejak zaman raja Sirao. Dewa ini memiliki tiga istri yang masing-masing beranak tiga putra. Di antara kesembilan putranya ini timbul pertengkaran yang sengit, yaitu mereka memperebutkan tahta Raja Sirao ayah mereka. Melihat situasi ini, Sirao mengadakan sayembara di antara putra-putranya. Intinya, siapapun yang mampu mencabut tombak (toho) yang telah dipancangkan di lapangan depan istana itulah yang berhak menggantikan-nya. Satu persatu putranya mulai dari yang tertua datang mencoba mencabut tombak tersebut. Tapi tak satupun berhasil. Kemudian anak yang paling bungsu yang bernama Luo Mĕwõna[6] (Lowalangi) datang mencabutnya dan akhirnya berhasil.
Kakak-kakaknya yang kalah dalam sayembara tersebut diasingkan dari Tetehõli ana’a, dan dibuang ke bumi, tepatnya di pulau Nias. Dari kedelapan putra Sirao yang dibuang ke dunia (Pulau Nias) hanya empat orang yang dapat sampai di empat tempat di pulau Nias dengan selamat dan akhirnya menjadi leluhur orang Nias. Ke-empat orang lainnya mengalami kecelakaan. Baewadanõ Hia karena terlalu berat, jatuh menembus bumi dan menjelma menjadi ular besar yang bernama Da’õ Zanaya Tanõ sisagõrõ[7] (dialah yang menjadi alas/fondasi seluruh bumi). Jika dia bergerak sedikit saja, maka bumi akan bergoncang dan terjadilah gempa bumi. Agar dapat hidup, naga ini diberi makan oleh burung setiap hari.
Yang lain jatuh ke dalam air dan menjadi hantu sungai, pujaan para nelayan. Dia sering disebut hadroli[8]. Ada yang terbawa angin, dan akhirnya tersangkut di pohon dan menjelma menjadi hantu hutan, pujaan para pemburu. Makluk ini sering disebut ”Bela”[9]. Ada juga yang jatuh di daerah Laraga yang kondisi tanahnya penuh batu-batu (12 Km dari Gunung Sitoli) menjadi leluhur orang-orang berilmu kebal.
b). Penelitian Arkeologi
Telah dilakukan di Pulau Nias sejak tahun 1999 dan hasilnya ada yang dimuat di Tempointeraktif[10] dan di Kompas,[11] Rabu 4 Oktober 2006 Rubrik Humaniora menemukan bahwa sudah ada manusia di Pulau Nias sejak 12.000 tahun silam yang bermigrasi dari daratan Asia ke Pulau Nias pada masa paleolitik, bahkan ada indikasi sejak 30.000 tahun lampau kata Prof. Harry Truman Simanjuntak dari Puslitbang Arkeologi Nasional dan LIPI Jakarta. Pada masa itu hanya budaya Hoabinh, Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias, sehingga diduga kalau asal-usul Suku Nias berasal dari daratan Asia di sebuah daerah yang kini menjadi negara yang disebut Vietnam.[12]
Marga Suku Nias: Suku Nias terdiri dari beberapa marga diantaranya : Amazihönö, Beha, Baene, Bate’e, Bawamenewi, Bawaniwao, Bawo, dan masih banyak lagi. Fungsi marga adalah menunjukkan garis keturunan dan asal seseorang. Termasuk mengenal famili, sejauh mana garis keturunan dan bisa tau tidak mereka menikah.
II. Religiositas Masyarakat Nias
a). Lani, Langi
Tradisi lisan Nias sering berbicara tentang langit (lani, langi), tentang lapisan langit yang satu (lani si sara wenaita), ada juga langit yang berlapis sembilan (lani si siwa wenaita) dan tentang seorang leluhur yang bernama satu langit (lani sagörö) atau langit yang satu itu (lani sisagörö). Nama ini dulu sebenarnya bukan Lowalani melainkan Lawalani artinya yang ada di atas langit. Bahasa sehari-hari di Nias Selatan sampai sekarang tetap mempertahankan kebiasaan lama dan mengatakan lawa (atas) dan bukan seperti Nias Utara yang menyebutnya yawa (atas). Pemakaian istilah Lowalangi sebenarnya dipopulerkan oleh seorang misionaris Denniger pada tahun 1865. Ia memilih kata Lowalangi sebagai nama Allah bagi pengikut ajaran Kristen di Nias. Ada kemungkinan saat itu ia belum mengetahui sebutan tradisi Lawalani di Nias Selatan. Walaupun demikian istilah ini diterima juga oleh orang Nias Selatan yaitu yang berada di atas langit.
Menurut versi Pastor Johannes M. H. Orang Nias tidak mengharapkan firdaus dalam hidup yang akan datang, tidak pula suatu neraka. Baik hukuman maupun imbalan tidak mereka harapkan. Karena orang Nias percaya, bahwa semuanya akan berakhir. Maka orang Nias tidak takut akan sesuatu dan mengharapkan sesuatu. Hanya inilah yang merupakan imbalan atau hukuman bagi orang Nias. Mereka yang sudah meninggal dipandang terhormat dan terburuk. Selain itu mereka pasrah saja pada nasib mereka dengan hati tenang.[13] Akan tetapi, versi ini diragukan kebenarannya karena pada kenyataanya orang Nias masih percaya pada arwah leluhur dan peranannya bagi kehidupan. Bisa dilihat dari patung-patung (Nadu) yang dianggap sebagai tempat roh leluhur bisa hadir. Selain itu, konsep tentang adanya dunia orang mati juga dipercaya yaitu Tetehõli ana’a.
Bagi orang Nias, setelah meninggal semuanya akan punah. Manusia yang meninggal akan menjadi makanan cacing dan lalat yang besar (ö gulö-kulö, ö deteho) seperti dinyanyikan dalam Hoho yang tertinggal hanyalah ”Nama kebesaran” (töi sebua) dan ”kemuliaan” (lakhömi). Sasaran dari pesta-pesta besar (owasa fatome) yang dirayakan di Nias pada zaman dulu adalah untuk mendapat nama yang mulai (töi so-lakhömi).[14]
b). Agama Asli Orang Nias
”a Agama asli yang diberikan oleh pendatang yang berarti ”penyembah ruh”. Nama yang dipergunakan oleh penganutnya sendiri adalah molohĕ adu (penyembah adu). Sifat agama ini adalah berkisar pada penyembahan ruh leluhur.”[15] Meskipun tidak ada konsep kehidupan setelah kematian menurut versi Pastor Johannes M.H, tapi dalam kepercayaan ini terdapat praktik penyembahan roh-roh para leluhur (animisme). Para leluhur itu perlu dikenang, terutama atas jasa-jasa mereka (Nama Besar dan Kemuliaan). Kepercayaan ini termanisfestasi dalam bentuk adu. Orang Nias percaya bahwa patung-patung (adu) itu akan ditempati oleh roh-roh leluhur mereka, karena itu harus dirawat dengan baik.
”Menurut kepercayaan tiap orang mempunyai dua macam tubuh, yaitu tubuh kasar (boto) dan tubuh halus. Tubuh halus terbagi dua, yaitu noso (nafas) dan lumõmõ-lumõ (bayangan). ”Jika orang mati botonya kembali menjadi debu, nosonya kembali pada Lowalangi (Allah). Sedangkan lumõ-lumõnya berubah menjadi bekhu (roh gentayangan)”.[16] Orang Nias percaya, selama belum ada upacara kematian, bekhu ini akan tetap berada di sekitar jenazahnya atau kuburannya. Agar bisa kembali ke Tetehõli ana’a (dunia roh), setiap roh harus menyeberangi suatu jembatan antara dunia orang hidup dan dunia orang mati. Dalam perjalanan itu, semakin roh itu berjalan, jembatannya semakin mengecil bahkan sampai sekecil rambut. Hal itu akan dialami oleh roh-roh yang banyak melakukan kejahatan selama hidupnya. Akhirnya ia akan jatuh dan masuk ke dalam api yang menyala-nyala. Akan tetapi, bila selama hidupnya ia baik, jembatannya tidak menyempit sehingga perjalanan mulus dan sampai ke Tetehõli ana’a.
Dalam paham agama asli ini, roh tersebut jika sudah sampai ke dunianya, akan melanjutkan kembali hidupnya seperti di dunia ini. Kalau dulu semasa hidup dia seorang raja maka di dunia seberang (Tetehõli ana’a) juga ia akan tetap menjadi raja dan yang miskin akan tetap miskin di dunia seberang nanti. Dunia Tetehõli ana’a ini keadaanya ”terbalik”. Apa yang baik di dunia ini, di sana akan jadi buruk. Maka ada kebiasan, orang-orang Nias, bila menitipkan baju dan barang-barang lainnya, semua barang itu dirusak. ”Pebedaan dunia sana dengan dunia sini hanya terletak pada keadaan ”terbalik”, yaitu jika di sini siang di sana malam demikian juga kalimiat dalam bahasa di sana adalah serba terbalik.”[17]
III. Dua Upacara Penting Dalam Upacara Kematian
a). Famalakhisi/Fatomesa (Perjamuan terakhir)
Famalakhisi adalah perjamuan terakhir bagi orang tua yang sudah mau meninggal. Kata lain dari famalakhisisi ini adalah La’otome’õ (kata kerja) artinya dijadikan tamu, fatomesa (kata benda), orang yang sudah mau meninggal akan diupacarkan yang disebut laotome’õ.
Tradisi budaya Nias sampai hari ini masih melakukan ritual Famalakhisisi atau fatomesa ini. Ritual ini biasanya dilakukan pada orang tua yang sudah sakit-sakitan dan mau meninggal.
Famalakhisi (Perjamuan terakhir kali) diadakan bagi ayah yang sudah hampir tiba ajalnya oleh para putranya, setelah ia memberkati serta memberi doa restu kepada mereka. Pada kesempatan ini si ayah dihidangkan daging babi. Upacara ini harus dihadiri oleh putra-putranya terutama yang sulung, karena tanpa berkah doa restu ayahnya, kehidupan anak tersebut akan mengalami banyak rintangan.[18]
Peranan anak laki-laki khususnya anak sulung sangat penting. Anak sulung dipandang sebagi pengganti Ayah dan menjadi pemimpin bagi saudara-saudaranya yang lain. Meskipun peranan anak perempuan tidak begitu ditekankan, tapi mereka wajib datang dan membayar utang mereka sama seperti saudaranya laki-laki.
Di saat-saat terakhir seperti ini, semua anak dan cucunya datang mengunjunginya. Kedatangan mereka pertama-tama adalah untuk memberikan penghormatan terakhir pada orang tua. Orangtua dalam perspektif orang Nias adalah Tuhan di dunia. Sebagai Tuhan yang tampak harus dihormati dan disembah. Maka berkat orang tua, khususnya saat akhir hidupnya diyakini sangat menentukan hidup mereka dikemudian hari.
Tujuan utama Famalakhisi atau fatomesa ini adalah mendapat berkat (howu-howu) dari Orangtua yang hendak meninggal. Sebaliknya kalau ritual ini tidak dihadiri (dengan sengaja) oleh salah seorang anaknya, diyakini bahwa dia akan menjadi anak yang durhaka (tefuyu) dan akan hidup dalam ketidakcukupan atau tidak mendapat rejeki dalam hidupnya (ha sifangarö-ngarö ba kaudinga). Maka momen fatomesa ini adalah peristiwa yang sangat berharga. Hal itu menandakan bahwa mereka adalah anak yang selalu tunduk dan turut pada orang tua (ono salulu-lulu khö jatua nia). Karena ketaatan pada orang tua tersebut, mereka akan mendapat berkat darinya dan hidupnya akan lebih baik.
Dalam acara Famalakhisi atau fatomesa ini, anak-anak dan cucu-cucu dari orang tua yang hendak meninggal akan memestakannya dan makan bersama sebagai tanda penhormatan terhadap orang tua atau kakek mereka. (Dan) Seandainya, kalau ia meninggal, ia pergi dalam keadaan kenyang dan bahagia karena dikelilingi anak-anaknya.
Ketika seseorang sudah sakit parah, semua anggota keluarga kumpul , bahkan dari kampung-kampung lain dan memberi makan (mame’e õ) si sakit. Tentu saja menyembelih anak babi. Setelah berdoa, lalu si sakit diberi makan oleh anggota keluarga, mulai dari yang tertua. Ini suatu kepercayaan (pesan tersirat) bahwa kita masih berharap Anda (si sakit) masih tetap kuat dan bertahan, namun seandainya kamu harus pergi, kami tidak terlalu menyesal karena kamu pergi dengan kenyang. Kami sudah melayani dengan baik sehingga seandainya engkau pergi meninggalkan kami, kamu tidak perlu mencari kami atau mengganggu kami lagi. (Ingat: orang Nias percaya pada “bekhu.” (setan) Nah, bekhu ini dalam kepercayaan orang Nias, bisa mengganggu orang yang masih hidup).[19]
3. Fanõrõ Zatua dan Fangasi
Fanõrõ Zatua adalah upacara pemakaman kedua dari yang wafat. Upacara ini bermaksud untuk ”mengantarkan” rohnya ke alam baka (Tetehõli ana’a)”[20]. Upacara-upacara ini bersifat potlatch yaitu unsur memamerkan kekayaan agar menaikkan gengsi keluarga dan terpandang di masyarakat. Sebab bagi orang Nias yang paling penting dalam hidup adalah Lakhõmi (Kemuliaan) atau Tõi (Nama) keluarga. Biasanya dalam upacara-upacara ini, keluarga orang yang telah meninggal akan mengadakan pesta besar-besaran. Dalam upacara ini, mereka memamerkan kekayaan dengan memotong babi ratusan ekor dan membagikan kepada sanak keluarga, kerabat dan orang sekampung bahkan dengan kampung tetangga. Namun upacara ini tidaklah bersifat wajib. Hanya bagi orang-orang tertentu saja yang memiliki harta dan uang.
Sinonim dari fanõrõ satua adalah fangasi. Bagi orang yang meninggal, harus ada fangasi terjemahan harfiahnya adalah penebusan (redemption). Tapi fangasi bisa juga disebut fangasiwai artinya penyelesaian. Maka fangasi ini bisa dikatakan lebih menekankan pada penyelesaian upacara bagi orang yang telah meninggal.
Dalam perspektif orang Nias fangasi tidak sekedar penebusan orang yang sudah meninggal melainkan sebuah perayaan dan penghormatan sekaligus pengenangan. Selain itu, juga saat melunasi hutang-hutangnya jika masih ada. Fangasi ini adalah semacam pesta bagi orang yang masih hidup sebagai tanda bahwa mereka sudah merelakan kepergian almarhum. Pesta ini biasanya diadakan empat hari setelah yang meninggal dikuburkan. Ritual ini dikenal sebagai fananő bunga (menanam bunga) di pusara yang sudah meninggal.
Ritual yang pertama sekali diadakan adalah pada pagi hari keluarga beserta kenalan dekat datang ke kuburan dan menanam bunga, dan kemudian berdoa. Setelah kembali dari kuburan, mereka akan memotong babi dan makan bersama sebagai upaya mengenang yang sudah meninggal inilah yang disebut fangasi. Di sini tidak terlihat lagi tangisan dan kesedihan, upacara ini adalah tindakan memestakan orang yang sudah meninggal. Upacara ini juga disebut sebagai penghormatan karena melalui upacara ini dia diakui eksistensinya bahwa ia pernah hidup dengan mereka, dan sekarang almarhum telah pergi (mofanő/ irői gulidanő) dari dunia fana ini. Dalam pesta ini, semua kerabat dan warga sekampung diundang.
Orang Nias percaya bahwa yang meninggal itu akan menyadari bahwa ia telah meninggal setelah empat hari. Jadi saat seseorang meninggal sampai empat hari, ia masih belum bangun, meskipun diyakini bahwa rohnya masih berada di sekitar rumah.[21] Saat pertama sekali meninggal, almarhum masih hidup di alam mimpi saja. Tetapi setelah empat hari, almarhum akan bangun dan di situlah ia menyadari kalau ia sudah meninggal. Maka di sana akan terdapat ratapan dan tangisan.
Pertama sekali yang dia lakukan adalah kembali ke rumah. Pada saat jam enam sore/atau menjelang magrip, di mana suasana sudah mulai gelap, arwahnya akan masuk ke rumah lewat pintu dapur dan langsung menuju kamarnya, kemudian mengambil barang-barang miliknya, meskipun yang[22] dia ambil hanyalah bayangan saja (lumő-lumő). Kepercayaan ini, benar-benar bisa dibuktikan. Biasanya di pintu belakang rumah akan ditaburkan abu dan besok pagi akan terlihat bekas kaki almarhum di situ. Bukti itu adalah tanda bahwa almarhum sudah mengunjungi rumah.
Namun, biasanya pada hari keempat juga ada ritual bagi orang yang telah meninggal. Acara ini sangat khusus, hanya dihadiri keluarga dekat saja, bahkan hanya keluarga sendiri. Mereka (arwah) dipanggil ke rumah untuk jamuan makan terakhir. Tapi ritual ini hanya dilakukan sebagian orang Nias saja, seperti dikatakan oleh Pastor Ote OSC:
Satu ritus khusus setelah kematian di Nias adalah doa setelah 4 hari kematian. Saya lupa istilahnya. Intinya, arwah orang meninggal diundang dan diberi makan untuk terakhir kalinya. Ada kepercayaan bahwa selama 4 hari setelah meninggal arwah masih ada di dalam atau di sekitar rumah. Ritus yang saya tahu adalah pada saat petang, ogõmi-gõmi mai’fu seseorang pergi ke kubur lalu memukul permukaan makam, seolah-olah mengetok pintu untuk mengundang arwah si mati untuk datang ke rumah dan ikut acara. Nah, mulai saat itu, tidak boleh ada orang yang ada di tengah jalan, apalagi berada di pintu karena bisa kesambet (tesafo). Dia (arwah) akan dijamu secara khusus dengan menyembelih babi dan sedapat mungkin sudah membereskan fangasi.
Setelah empat hari, diyakini bahwa arwah itu sudah siap meninggalkan segala sesuatu yang ada dunia ini dan pulang kepada Tuhan (Lowalangi). Dalam acara hari keempat ini, diadakan perpisahan dengan almarhum. Dunia almarhum telah berbeda, yaitu di alam baka sana. Maka dimohon agar almarhum tidak lagi mengingat apa yang tertinggal di belakang sebab itu bukan miliknya lagi. Itu adalah milik orang yang masih hidup. Diharapkan juga supaya orang yang sudah meninggal itu, bisa tenang di alam sana. Tidak lagi terikat dengan apa yang ada di dunia ini. Termasuk tidak bisa menyayangi dan mencintai yang ada di dunia. Karena menyayangi itu sama dengan menarik orang yang masih hidup ke alam kematian.
Orang Nias percaya bahwa ”cinta” orang yang sudah meninggal itu tidak dibutuhkan lagi, sebab kasih sayang mereka itu menimbulkan maut bagi yang masih hidup.[23] Orang yang sudah meninggal menyayangi dengan mengambil apa yang mereka sayangi. Artinya membuat yang dia sayangi itu meninggal. Hal ini juga dibenarkan oleh Pastor Ote.
Dalam upacara itu, orangtua dalam keluarga itu akan mengadakan/mengucapkan berbagai batasan dan aturan. Misalnya, “Saudara (yang sudah mati) duniamu dan dunia kami sekarang berbeda. Tenang dan bahagialah di tempatmu yang baru dan jangan terlibat lagi dalam segala urusan keluarga yang masih hidup. Kami sanggup mengatasi segala keperluan keluarga. Kalau kamu dulu senang sama anak-anak dan suka menggendong dan memeluk mereka, maka sekarang karena dunia kita berbeda, jangan lagi lakukan hal demikian karena Lowalangi akan menghukum engkau. Engkau tidak punya hak lagi. Tugasmu adalah mendoakan anak-anak itu supaya mereka terpelihara dan baik. Jangan kembali lagi ke rumah ini karena sudah ada rumahmu yang baru…..(dan beberapa ungkapan lain).” Setelah 4 hari, diyakini bahwa arwah sudah tidak berada di rumah lagi. Setahu saya tidak ada lagi upacara untuk si mati, kecuali kalau fangasi tadi belum dibereskan.
Acara pada hari keempat ini adalah acara terakhir bagi orang yang sudah meninggal. Tidak ada lagi acara-acara resmi lainnya untuk mengenang dan mendoakan arwah tersebut.
Penutup
Dunia setelah kematian bagi orang Nias terbagi dalam dua perspektif. Pendapat pertama berpendapat bahwa setelah meninggal seseorang akan menjadi abu, makanan cacing, dan tidak ada lagi harapan untuk kehidpan selanjutnya. Kedua, setelah meninggal seeorang tetap melanjutkan hidup di dunia lain yaitu Tetehõli ana’a. Maka dibuatlah adu untuk dapat mengenang mereka, dan diyakini mereka akan masuk ke dalam patung-patung itu.
Untuk mencari sintesis di antara dua padangan yang berbeda ini, perlu kita mengetahui apa itu manusia dan terdiri dari apakah manusia itu dalam perspektif Nias. Manusia terdiri dari boto (tubuh), noso (nafas/nyawa) dan Lumõ-lumõ (roh/bayang-bayang). Pada saat meninggal noso akan kembali kepada pencipta, sementara boto akan kembali ke tanah dan jadi debu. Lumõ-lumõ akan kembali ke dunia roh (Tetehõli ana’a). Di sini semakin jelas bahwa, boto sajalah yang akan musnah dan menjadi makanan cacing, sementara lumõ-lumõ akan melanjutkan hidup di alam baka. Maka ada jurang pemisah antara dunia arwah dengan dunia manusia.
Mereka yang telah meninggal tidak bisa menyeberang jurang tersebut. Di sanalah arwah yang sudah meninggal tinggal sampai selamanya. Hubungan dengan mereka tidak ada lagi. Yang tinggal hanya Tõi nama, dan Lakõmi (kemuliaan). Yang dapat dikenang dan menjadi kebanggaan bagi generasinya, bila nama yang dia tinggalkan harum dan besar. Demikian juga berlaku sebaliknya.
Daftar Pustaka
Harmmerte, Pastor Johannes M. OFMCap. 1999. Asal Usul Masyarakat Nias, Suatu Intepretasi. Gunung Sitoli: Yayasan Pusaka Nias
Koentjaraningrat, Prof. Dr. 1976. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
http:// www. Tempointeraktif.com/hg/nusa/sumatera/2006/11/25/brk,20061125- 88428 Sabtu 25 November 2006
htt://www.kompas.com/kompas-cetak/0610/04/humaniora/3002327.htm
Wikipedia Indonesia, ensiklopedia Indonesia
[1] Ada banyak kelompok masyarakat yang hidup di Nias, dan tidak semua disebut orang Nias karena tidak semua keturunan leluhur Nias asli. Mereka bisa digolongkan sebagai pendatang yang telah lama hidup di Nias sampai beberapa generasi. Contoh, orang-orang cina, aceh, mentawai dsb.
[2] Hoho adalah syair yang ditembangkan. Syair ini masih dinyanyikan dalam pesta-pesta adat, juga oleh mereka yang sudah beragama Nasrai, bdk: Prof. Dr. Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1976), hlm. 51
[3] Lowalangi adalah nama yang terlanjur dipopulerkan sebagai dewa pencipta/Allah oleh misionaris Kristen Denniger padahal dewa tertinggi dalam mitologi Nias adalah Sihai.
[4] Sumber ini masih bisa diragunkan karena Sihai adalah nama dewa maha pencipta manamungkin dijadikan tongkat lowalangi. Ibid.,
[5] Ibid.,
[6] Lowalangi ini sebenarnya anak dari raja Sirao yang bungsu, dialah yang berhasil memenangi sayembara perebutan tahta ayah mereka.
[7] Nama lainnya adalah Latura danõ
[8] Makluk yang menghuni air, khususnya yang dalam dan angker, bisa membunuh orang
[9] Bela ini, seperti manusia, hanya saja seluruh tubuhnya putih seperti kapas, baik itu rambut dan sebagainya. Bela ini sebagai penguasa hutan dan pemilik seluruh binatang di hutan. Bila berburu harus berdoa dan minta kepada Bela yang empunya.
[10] Tempointeraktif, (http:// www. Tempointeraktif.com/hg/nusa/sumatera/2006/11/25/brk,20061125-88428 Sabtu 25 November 2006
[11] htt://www.kompas.com/kompas-cetak/0610/04/humaniora/3002327.htm
[12] Sumber dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia Indonesia
[13] Bandingkan: Pastor Johannes Maria Harmmerte, OFMCap, Asal Usul Masyarakat Nias, Suatu Intepretasi, (Gunung Sitoli: Yayasan Pusaka Nias, 1999), hlm. 201
[14] Ibid.,
[15] Koentjaraningrat Op. Cit., hlm. 50
[16] Koentjaraningrat, Op.Cit., hlm. 50
[17] Ibid., hlm. 51
[18] Ibid., hlm. 47
[19] Sumber dari Pastor Ote OSC
[20] Koentjaraningrat, Op.Cit., hlm. 48
[21] Sebab dalam mitologinya, orang Nias percaya bahwa roh orang meninggal, masih berada di sekitar rumah sebelum dia didoakan atau diupacarakan.
[22] Pernyataan ini hanyalah sekedar keyakinan yang tidak bisa dipertanggungjwabkan kebenarannya.
[23] Bahkan bayang-bayang orang yang telah meninggal tidak bisa mengenai orang yang masih hidup karena bisa sakit. Maka pemutusan hubungan secara total bagi arwah itu adalah mutlak hukumnya.
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
Asal Usul Leluhur Ono Niha - Nias
Langganan:
Postingan (Atom)