Kunjungan ke Pulau Bali di bulan November 2013 dengan tujuan Kota Denpasar, Pantai Kuta, Sanur, Tanah Lot, Uluwatu, GWK, Danau Bedugul, Kintamani, Istana Tampak Siring dan Pura Besakih.
Pura
Besakih |
|
Pura
Besakih adalah tempat persembahyangan agama Hindu di Bali dan di Pura ini
tidak hanya terdapat satu Pura, tetapi banyak Pura. Karena begitu banyaknya
terdapat Pura dalam satu wilayah, maka Pura Besakih di Bali adalah Pura
terbesar di Indonesia. Pura Besakih Bali juga sering disebut dengan nama Pura
Agung Besakih. Lokasi Pura Besakih terdapat di Desa Besakih, Kecamatan
Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pura
Besakih Baliterdiri dari 1 pusat Pura yang diberi nama Pura Penataran Agung
Besakih dan terdapat 18 Pura pendamping yang berada di sekeliling dari Pura
Penataran Agung Besakih. 1 buah Pura Basukian dan 17 Pura lainnya. Jika anda
sudah pernah melihat foto-foto dari Pura ini maka anda akan melihat anak
tangga yang jumlahnya banyak dan terdapat pintu gerbang yang sangat besar,
gerbang inilah pintu masuk ke areal pusat Pura Penataran Agung Besakih. |
Pura
Besakih di Bali merupakan pusat kegiatan keagamaan bagi umat Hindu Bali dan
Pura Penataran Agung Besakih adalah Pura terbesar di wilayah Pura ini. Pura
Penataran Agung Besakih paling banyak memiliki tempat atau bangunan untuk
persembahyangan yang orang Bali sebut dengan nama Pelinggih dan merupakan pusat dari Pura ini. |
|
Sejarah
Pura Besakih |
|
Pura
Agung Besakih di Bali sudah terkenal sampai ke macanegara, begitu banyak
wisatawan asing atau domestik yang berwisata ke tempat ini. Saking besarnya
Pura ini, Pura Agung Besakih mendapat nama sebagai ibunya dari Pura di Bali.
Pembangun Pura Besakih adalah seorang tokoh agama Hindu dari India yang telah
lama menetap di pulau Jawa, nama beliau adalah Rsi
Markandeya. |
|
Awal
mulanyan Rsi Markandeya
pendiri dari Pura ini bertapa di Gunung Hyang (Gunung Dieng di Jawa Tengah). Setelah lama bertapa Rsi Markandeya mendapat wahyu untuk
merambas hutan di Pulau Dawa dari selatan menuju ke utara. Ditempat perambasan hutan, Rsi Markandeya menanam kendi yang
berisikan logam dan air suci. Logam tersebut antara lain logam emas, logam
perak,logam tembaga, logam besi dan logam perunggu. Kelima logam tersebut
dimasyarakat Bali disebut dengan mama Pancadatu. Selain logam juga turut serta ditanam permata yang disebut Mirahadi yang artinya mirah utama.
Tempat penanaman kendi inilah yang disebut dengan nama Basuki yang artinya selamat.
Diberikan nama Basuki
atau selamat dikarenakan dalam perambasan hutan para pengikut dari Rsi Markandeya selamat melaksanakan
tugasnya. Dengan berjalanyan waktu nama Basuki berubah menjadi Besakih. |
GWK –
Kepanjangan dari Garuda Wisnu Kencana, disimbulkan dengan patung dewa Wisnu
yang berdiri tegak di bukit Unggasan. Patung dewa Wisnu memiliki tinggi 20
meter. Di tempat wisata GWK ini, para pengunjung bisa
menikmati pemandangan dari matahari terbit dan matahari terbenam. |
|
Patung dewa
Wisnu, dibangun dan di ukir oleh pengukir terkenal bernama Nyoman
Nuarta. Tidak hanya pemandangan indah saja yang anda bisa liat di
kawasan wisata GWK, tempat wisata ini juga menawarkan beraneka ragam
acara hiburan dari pagi hari, sampai malam hari. |
Danau
Bedugul |
|
Danau
Bedugul berlokasi pada ketinggian daratan sekitar 1.239
meter di atas permukaan air laut dan terdapat sebuah pura di pinggir danau Bedugul yang bernama Pura Ulun
Danau Beratan. Keunikan inilah yang membuat wisatawan domestik maupun
mancanegara yang datang berkunjung sangat terkesan. Mereka tidak hanya bisa
melakukan wisata sejarah, namun juga dapat menikmati keindahan alam di
kawasan tersebut. Danau Bedugul para wisatawan akan disambut oleh warna-warni bunga, pepohonan
cemara yang rindang, dan hijaunya rerumputan. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pura
Ulun Danau Beratan, bangunan puranya sangat mencirikan khas Bali, yaitu
bangunan yang memiliki atap bertingkat, menara dengan atap 11 tingkat, 7
tingkat, dan 3 tingkat. Menara tersebut menyimbulkan kepercayaan umat Hindu
di Bali terhadap tiga dewa, yakni Dewa Wisnu ( 11 tingkat), Dewa Brahma ( 7
tingkat) dan Dewa Siwa ( 3 tingkat). |
|
Danau
Bedugul yang juga disebut danau Beratan mempunyai
kedalaman hingga 23 meter. Biasanya wisatawan menyewa perahu tradisional atau
perahu bermotor untuk mengelilingi danau agar dapat menikmati pemandangan
danau dari jarak dekat. Bagi yang suka tantangan, anda dapat mencoba water
sport di Bali. Seperti paraseling, banana boat, dan jet ski tentunya bukan di
Danau Bedugul tapi di
Tanjung Benoa. Namun bagi yang tidak suka olah raga air, aktivitas memancing
menjadi pilihan yang sangat tepat sambil menikmati indahnya pemandangan dan
segarnya udara di pinggir danau. |
|
Obyek
wisata di Bali ini juga melalui Kebun Raya Bedugul yang terkenal dengan
berbagai macam tanaman buah yang menggoda selera. Lokasinya sekitar 300 meter
dari danau Beratan Bedugul. |
|
Akses
munuju Pura Ulun Beratan sangat mudah, karena berada di pinggir jalan raya
yang menghubungkan wilayah Kabupaten Tabanan dengan Kabupaten Singaraja.
Tepatnya di wilayah Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten
Tabanan. Jarak yang ditempuh dari kota kota Denpasar sekitar 55 km, atau
sekitar 1 jam perjalanan. |
|
Tempat
wisata ini sudah dilengkapi dengan fasilitas parkir yang memadai, toilet, dan
taman bermain untuk anak-anak. Warung- warung kecil maupun restoran dengan
berbagai menu yang menarik juga dekat dikawasan ini. Bagi wisatawan yang
ingin berlama-lama, dapat memilih penginapan yang sesuai dengan isi kantong.
Sangat cocok jika berlibur ke Bali bersama teman maupun keluarga. |
Tanah
Lot |
|
Tanah
Lot adalah salah satu obyek wisata terkenal di pulau Bali. Terletak di Desa
Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Jaraknya sekitar 13 km ke arah
barat kota Tabanan. Dari Bandar udara Ngurah Rai dapat ditempuh dalam waktu
kurang lebih 1 jam dengan kendaraan bermotor jika tidak terjadi
kemacetan. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pura
Tanah Lot dibangun pada dua tempat yang berbeda. Satu terletak di atas
bongkahan batu besar, dan satunya lagi terletak di atas tebing yang menjorok
ke laut mirip dengan Pura Uluwatu. Tebing inilah yang menghubungkan pura
dengan daratan dan bentuknya melengkung seperti jembatan. |
|
Pura
ini merupakan bagian dari Pura Dang Kahyangan di Bali, sebagai tempat memuja
dewa-dewa penjaga laut. Pura ini akan kelihatan dikelilingi air laut
pada saat air laut pasang. Di bawahnya terdapat goa kecil yang didalamnya ada
beberapa ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan,
berwarna hitam berbelang kuning. Menurut cerita ular laut tersebut adalah
jelmaan dari selendang perdiri pura yaitu seorang Brahmana dari Jawa yang
mengembara ke Bali. Beliau adalah Dang Yang Nirartha. Ular itu diutus sebagai
ular penjaga pura ini. |
|
Dari
tempat parkir menuju pura banyak terdapat toko-toko yang menjual berbagai
barang kerajinan. Misalnya patung, lukisan, kain pantai, pernak- pernik, dan
aksesoris. Selain itu juga terdapat pedagang makanan dan minuman dan
penyewaan kamar kecil atau toilet. Harganya pun relatif murah untuk wisatawan
domestik maupun mancanegara. |
|
Disepanjang
jalan menuju tempat wisata ini, banyak terdapat penginapan. Mulai dari
penginapan sederhana hingga villa dan hotel berbintang. Tempat wisata di Bali
ini, sangat ramai dikunjungi wisatawan pada sore hari. Pemandangan indah
pantai dan matahari terbenam dapat dinikmati sekitar pukul 6 sore. Ada
juga beberapa hotel yang dekat dengan pantai di sekitar tempat wisata ini,
yang mengelar berbagai acara di malam hari. Misalnya pertunjukan tari Kecak,
sunset dinner, dan pesta pernikahan. Tempat wisata ini, juga sering menjadi
salah satu lokasi foto pre wedding di Bali bagi wisatawan yang memilih pulau
Bali sebagai lokasi favorit foto pre wedding di Bali. |
Making the family as a cultural force prosperous and harmonious
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar !